Berita Nasional
Presiden Jokowi Hari Ini Berkunjung ke Bali, Tinjau Fasilitas dan Infrastruktur Terkait KTT G20 2022
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi Provinsi Bali.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi Provinsi Bali.
Pada kunjungan kerja tersebut Jokowi akan meninjau langsung sejumlah fasilitas dan infrastruktur yang direncanakan akan digunakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 nanti.
Baca juga: Barcode PeduliLindungi di Kantor Walikota Denpasar Terkesan Cuma Pajangan, Hanya 3 Pegawai yang Scan
Baca juga: Presiden Jokowi Akan Tinjau Sejumlah Fasilitas dan Infrastruktur untuk G20 di Bali
Dilansir Tribun-Bali.com dari siaran pers Sekretariat Presiden lewat Kompas.com pada Kamis, 2 Desember 2021 dalam artikel berjudul Kunjungi Bali, Jokowi Tinjau Sejumlah Fasilitas dan Infrastruktur KTT G20, rombongan Jokowi lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 08.00 WIB.
Adapun fasilitas tersebut meliputi Mangrove Conservation Forest, infrastruktur jalan, pedestrian, jembatan, dan sejumlah lokasi di kawasan Nusa Dua.
Pada malam harinya, Presiden akan dijadwalkan meninjau Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park yang terletak di Uluwatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Provinsi Bali antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.
Jokowi Ajak Delegasi G20 Rasakan Keramahtamahan Masyarakat
Jokowi mengajak seluruh delegasi G20 datang ke Indonesia dan merasakan keramahtamahan masyarakat.
"Saya mengundang para delegasi untuk datang ke Indonesia untuk melihat keindahan alam Indonesia, untuk menyaksikan keunikan keragaman budaya Indonesia dan merasakan keramahtamahan masyarakat Indonesia," ujar Jokowi sebagaimana dipantau dari siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Kolonel I Made Mardika Pernah Jadi Dokter Kepresidenan SBY Hingga Jokowi, Kini Akhiri Tugas di Bali
"Kami akan menyambut bapak ibu semua dengan kegembiraan dan tangan terbuka. Selamat datang di Indonesia," kata dia.
G20 Tidak Sebatas Kegiatan Seremonial
Jokowi dalam pidato pembukaan G20 Indonesia Presidency 2022 secara virual pada Rabu, 1 Desember 2021 malam mengatakan bila acara presidensi Indonesia di G20 tidak sebatas kegiatan seremonial saja.
Dia ingin Indonesia mendorong peserta G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata.
“Saya ingin presidensi Indonesia di G20 tidak sebatas seremonial belaka," ujar Jokowi dikutip Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Kamis, 2 Desember 2021 dalam artikel berjudul Jokowi: Saya Ingin Presidensi Indonesia di G20 Tak Sebatas Seremonial.
Jokowi menekankan, Indonesia akan terus mendorong negara-negara G20 menghasilkan terobosan-terobosan besar, membangun kolaborasi dan menggalang kekuatan.
Dia menuturkan, masyarakat dunia harus dapat merasakan dampak positif dari kerja sama tersebut.
Selain itu, presidensi Indonesia juga akan digunakan untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan negara-negara berkembang.
Jokowi menuturkan, Indonesia berusaha membangun tata kelola dunia yang lebih adil dan berupaya memperkuat solidaritas dunia mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Sebuah Kepercayaan Bagi Indonesia Berkontribusi di Pemulihan Ekonomi Dunia
Jokowi berpandangan, presidensi G20 merupakan sebuah kepercayaan dan kehormatan bagi Indonesia.
Kepercayaan ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi dunia.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Indonesia Resmi Pegang Tongkat Presidensi G20
Kemudian, membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berkelanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
"Untuk itu, pada presidensi G20 Indonesia mengusung tema recover together, recover stronger," ungkap Jokowi.
Adapun presidensi G20 Indonesia akan fokus terhadap tiga hal.
Pertama, penanganan kesehatan yang inklusif.
Kedua, transformasi berbasis digital.
Ketiga, transisi menuju energi berkelanjutan.
Presidensi G20 ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.
Pertemuan yang diselenggarakan G20 terdiri dari dua jalur, yaitu pembahasan isu-isu ekonomi, keuangan, fiskal, dan moneter atau biasa disebut dengan Finance Track.
Jalur kedua adalah Sherpa Track yang membicarakan isu-isu ekonomi non-keuangan, seperti energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan kerja, perubahan iklim, dan lain-lain.
Indonesia Negara Pertama di ASEAN Jadi Presidensi G20
Presidensi G20 pada 2022 merupakan kali pertama bagi Indonesia.
Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi presidensi G20.
Selain itu, di Asia, baru ada empat negara yang pernah menjadi presidensi G20, yaitu Jepang, China, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Indonesia yakin bisa tentukan arah perkembangan ekonomi dunia secara resmi, Indonesia akan menjadi Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
(*)