Berita Nasional

Tuai Kritik, Mensos Risma Paksa Penyandang Tunarungu Bicara Tanpa Alat, Berikut Penjelasan Risma

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani menjadi viral usai memaksa penyandang tunarungu untuk berbicara.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
SURYA.CO.ID/Sulvi Sofiana
Menteri Sosial, Tri Rismaharini mendatangi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga dalam kunjungannya ke Surabaya, Sabtu, 17 April 2021. 

TRIBUN-BALI.COM – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani menjadi viral usai memaksa penyandang tunarungu untuk berbicara.

Hal tersebut dilakukan Risma kala berbicara di Hari Disabilitas Internasional pada Rabu, 1 Desember 2021.

Dilansir Tribun-Bali.com dari kanal YouTube Kementrian Sosial (kemensos) lewat Kompas.com pada Jumat, 3 Desember 2021 dalam artikel berjudul Saat Risma Dikritik karena Paksa Penyandang Tunarungu Berbicara..., awalnya, Risma mengunjungi berbagai standi pameran karya penyandang disabilitas.

Lalu, Risma sampai di stand lukisan dari penyandang tunarungu. Setelah anak tersebut menyelesaikan lukisannya, ia diminta naik ke atas panggung.

Baca juga: Nadeim Makarim Menteri Terbaik, Risma dan Menkes Masuk Kategori Terburuk Kinerjanya

Baca juga: 5 Manfaat Buah Nangka untuk Kesehatan, Dapat Turunkan Resiko Kanker hingga Kolesterol

Anak tersebut diketahui bernama Anfil dan Aldi.

Diketahui Anfil merupakan seorang penyandang disabilitas mental dan rungu yang diminta menyampaikan hak yang ingin disampaikan kepada Risma secara langsung.

Sementara itu, Aldi yang merupakan penyandang disabilitas autism dan memiliki gangguan komunikasi diminta Risma untuk berbicara juga.

Namun, Aldi tetap tidak kunjung bicara.

Risma pun meminta Aldi untuk berbicara tanpa mengenakan alat bantu.

Kamu sekarang Ibu minta bicara nggak pakai alat. Kamu bicara Aldi," kata Risma.

"Bisa kamu bicara," lanjutannya.

Tuai Kritik dari Penyandang Disabilitas

Atas tindakan yang dilakukannya, Risma pun dikritik oleh salah satu penyandang disabilitas tuna rungu bernama Stefan.

Stefan pun mengingatkan kepada Risma tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas atau CRPD.

Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan.

Baca juga: Lautaro Martinez Mengaku Pernah Berbicara ke Messi Soal Kemungkinan Angkat Kaki dari Inter Milan

Baca juga: Mensos Risma Soroti Dana Bansos Rp 450 M yang Belum Cair, Kadinsos P3A Prov. Bali: Tidak Benar

Ia mengatakan, bahasa isyarat sangat penting bagi penyandang tunarungu, bahkan ia menyamainya seperti harta.

Alasan Risma

Usai mendengar ucapan dari Stefan Rimsa memberikan alasan akan tindakannya.

Ia menjelaskan bila, ia tidak melarang para penyandang tunarungu untuk menggunakan Bahasa isyarat.

"Tuhan itu memberikan mulut telinga, mata kepada kita yang ingin Ibu ajarkan pada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisu," ujar Risma.

"Jadi karena itu kenapa Ibu paksa kalian untuk bicara Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Mulut, mata, telinga," kata dia.

Risma mengatakan, ia melihat hal itu dari sosok Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia yang merupakan penyandang disabilitas.

Menurut dia, saat pertama kali bertemu, cara bicara Angkie masih belum lancar. Namun, karena terus dilatih, kini cara bicara Angkie menjadi lebih jelas.

"Ibu ingin coba beberapa kemampuan terutama anak untuk memaksimalkan telinganya, mulutnya, tidak boleh menyerah stefan, tidak ada kata menyerah," ucap dia.

"Tidak boleh berhenti. Kamu boleh belajar boleh tetap gunakan bahasa isyarat, tetapi Stefan, ibu pingin melatih kalian semua untuk tidak menyerah," kata Risma.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved