Berita Denpasar

PPKM Level 3 Saat Nataru Dibatalkan, PHRI Denpasar: Angin Segar Bagi Pariwisata Bali

Pemerintah pusat memutuskan untuk membatalkan penerapan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada saat libur Nataru

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Putu Supartika
Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra. Pemerintah pusat memutuskan untuk membatalkan penerapan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada saat libur Nataru. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah pusat memutuskan untuk membatalkan penerapan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada saat libur Nataru.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Diumumkan dalam keterangan pers dari laman resmi Kemenko Marves, Selasa 7 Desember 2021.

Untuk selanjutnya, penerapan level PPKM selama Nataru akan tetap mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku saat ini, dengan beberapa pengetatan.

Baca juga: Pemerintah Umumkan PPKM Level 3 Nataru Batal, Luhut Binsar Sampaikan Rencana Lain

Keputusan ini berdasarkan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang menunjukkan perbaikan signifikan.

Selain itu, juga berdasarkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen dan dosis kedua yang mendekati 56 persen.

Terkait hal tersebut, pelaku pariwisata Bali, khususnya Kota Denpasar pun menyambut baik.

Keputusan ini dianggap sebagai angin segar bagi pariwisata Bali.

Hal tersebut diungkapkan Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra.

"Kami menyambut baik pembatalan ini. Pembatalan ini merupakan angin segar bagi pariwisata Bali," kata Gusde Sidarta.

Ia mengatakan, dengan kondusifnya dan sudah terkendalinya Covid-19 di Bali, sudah seharusnya level PPKM tidak dinaikkan saat Nataru.  

"Ini adalah kesempatan bagi pengusaha pariwisata untuk mendapat sedikit rezeki setelah 2 tahun ini zero income," katanya.  

Meskipun demikian, Gusde Sidharta mengusulkan dua hal ke pemerintah pusat.

Usulan pertama, yakni pihaknya meminta pemerintah untuk mengeluarkan visa turis.

Baca juga: Libur Nataru, Polri Dirikan Pos di Berbagai Lokasi dan Optimalisasi PPKM Level 3 dari Tingkat RT

Selain itu, ia juga meminta agar ada karantina di Bali.

Karena selama ini Wisman yang datang landing di Jakarta dan tidak ada yang ke Bali.

Sehingga meskipun pintu masuk bagi wisman sudah dibuka sejak 14 Oktober 2021.

Namun menurut Gusde Sidharta, hingga saat ini belum ada wisman yang datang ke Kota Denpasar.

Ia mengatakan, dari 19 negara yang dibuka untuk Indonesia, kebanyakan wisman yang datang landing di Jakarta.

Selain itu, setelah landing di Jakarta, mereka juga harus menjalani karantina di sana.

Hal itulah yang menyebabkan belum ada kunjungan ke Kota Denpasar.

"Saat ini, dari 19 negara yang dibuka untuk Indonesia, kebanyakan flight landing di Jakarta.

Dan masih karantina, sehingga menyebakan belum ada kunjungan dari wisman," kata Sidharta.

Selain itu, ia mengakatan kebanyakan wisman beralih ke Thailand.

Baca juga: Jelang PPKM Level 3, Pelanggar Masker di Denpasar Meningkat

Hal ini dikarenakan di Thailand tidak menerapkan karantina.

"Saat ini kebanyakan mereka yang beralih ke Thailand.

Karena di Thailand tidak menerapkan karantina," katanya.

Padahal sejak awal hotel yang digunakan sebagai tempat karantina sudah siap.

Sementara itu, terkait dengan adanya pernyataan hotel di Bali yang over booking, ia pun membantahnya.

"Setahu saya di area Denpasar belum ada hotel yang over booked," katanya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved