Guru di Pesantren Rudapaksa Santri

Pengakuan Santriwati Korban Rudapaksa Herry Wirawan, Berbohong Soal Sosok Ayah Bayinya

Korban rudapaksa yang dilakukan oleh Herry Wirawan Guru Ngaji di Bandung berbohong saat ditanya sosok ayah dari bayi tersebut

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Herry Wirawan, guru ngaji bejat yang rudapaksa 12 santriwati di bawah umur hingga hamil. 

TRIBUN-BALI.COM – Kasus rudapaksa yang dilakukan oleh Guru Ngaji di Pesantren terhadap 21 Santriwatinya menyita perhatian khalayak ramai.

Korban rudapaksa yang dilakukan oleh Herry Wirawan Guru Ngaji di Bandung hasil menelan pil pahit.

Diketahui korban hamil dari aksi tak terpuji Herry pasanya harus merawat bayinya sendiri.

Selain itu, korban hamil pun harus tinggal di tempat khusus yang disediakan oleh Herry.

Cerita pilu tersebut disampaikan oleh Ketua Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P22TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan, kepada wartawan, Jumat, 10 Desember 2021.

Dilansir Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Sabtu, 11 Desember 2021 dalam artikel berjudul Saat Ditanya Suaminya, Santriwati Korban Pemerkosaan Guru Pesantren Terpaksa Berbohong, Diah menceritakan bila korban rudapaksa oleh Herry harus memasak, menjaga anak hingga mengantar temannya yang hendak melahirkan.

Hal tersebut pun dilakukan para korban bersama-sama.

Mereka juga membagi tugas, dari mulai memasak, mencuci, dan menjaga anak.

"Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri. Saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota. 

 Jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya," kata Diah.

Berbohong Soal Ayah Bayi Ketika Ditanya

Lebih lanjut, Ketua P22TP2A Garut tersebut menuturkan para santri selain tinggal di tempat belajar di Cibiru, Bandung, santriwati korban rudapaksa pun ditempatkan ditempat khusus yang disebut ‘basecamp’.

Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, saat menggelar jumpa pers di Kantor Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Kamis, 9 Desember 2021
Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, saat menggelar jumpa pers di Kantor Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Kamis, 9 Desember 2021 (Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari)

Diketahui bila tempat tersebut digunakan sebagai ruangan untuk bayi-bayi yang dilahir serta tempat berkumpulnya para korban untuk pemulihan.

"Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa, mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan," katanya.

Baca juga: Ibu Korban Rudapaksa Herry Wirawan Kejang-kejang, 8 dari 21 Santriwati Lahirkan 9 Bayi

Tanamkan Guru Harus Ditaati Kepada Korban Rudapaksa

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved