Berita Bali

Tak Bisa Mati, Akhirnya Hiranyakasipu Berhasil Dikalahkan Narasimha

Banyak kisah epik dan epos dalam Hindu, salah satu kisah bagaimana seorang yang kuat bernama Hiranyakasipu akhirnya pun kalah

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Gambaran saat Narasimha menghabisi Hiranyakasipu. Banyak kisah epik dan epos dalam Hindu, salah satu kisah bagaimana seorang yang kuat bernama Hiranyakasipu akhirnya pun kalah. 

Bakti dengan selalu mengingat kebesaran Tuhan di dalam hati inilah, yang dikenal dengan bakti Smaranam.

Hal ini dijelaskan di dalam Kitab Bhagawata Purana. Prahlada melakukan itu agar tidak menimbulkan amarah dari sang ayah. 

Salah satu kutipan doa Prahlada yang paling terkenal adalah 'Na thwaham Kamaye Rajyam, Na Swargam napnu arbhawam. Kamaye Duhkha thapthamanm. Praninam arthi nasanam'.

Arti dari kutipan ini, berbunyi 'ya Tuhan saya berdoa bukan untuk memohon kedudukan dalam kerajaan, bukan pula untuk memohon surga, atau menjelma sebagai manusia yang hebat.

Saya hanya memohon berikanlah saya kekuatan dan kesempatan untuk mengabdi pada mereka yang menderita'. 

Doa ini terus diulangi di dalam hatinya dengan selalu meyakini bahwa Tuhan maha ada. Bukannya tidak tahu, Hiranyakasipu kerap menyuruh sang anak agar berhenti percaya pada Tuhan.

Ia selalu mengatakan, Tuhan itu adalah dirinya sendiri. Namun Prahlada tetap yakin, Hiranyakasipu adalah raja dan ayahnya saja, bukanlah Tuhan. 

Hiranyakasipu yang jengah akhirnya menemukan cara jahat untuk mengakhiri hidup sang anak.

Ia menugaskan dayang-dayang memberi racun pada makanan sang anak. Namun karena bakti Prahlada pada Tuhan, racun itu menjadi amerta dan tidak mampu meracuninya.

Sang ayah yang gelap mata dan kehilangan akal sehat malah menemukan niat jahat lain. Ia menyuruh seseorang memasukkan ular paling berbisa ke dalam kamar tidur Prahlada.

Baca juga: Dewa Wisnu Menjelma Menjadi Awatara Demi Menyelematkan Dunia

Tak dinyana, karena baktinya pada Tuhan, ular itu pun menjadi jinak setelah berada di dalam kamarnya, bahkan menjadi sahabat Prahlada. 

Dalam kemelut hati dan amarah yang besar, Hiranyakasipu makin hilang akal. Ia memasukkan harimau buas ke kamar anaknya.

Sama seperti sebelumnya, harimau ini pula tunduk dan kalah dengan Prahlada. Sampai akhirnya Hiranyakasipu benar-benar gila.

Hiranyakasipu menyuruh anak buahnya memanah Prahlada dengan panah sakti. Namun sayang semua panah itu, tidak ada satupun yang mengenai Prahlada.

Akhirnya Hiranyakasipu memanggil sang anak, dan bertanya dimana Tuhan yang ia puja. Ia meminta agar Prahlada menunjukkan dimana letak Tuhan itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved