Serba Serbi
Makna Nitya Karma dan Naimitika Karma, Waktu Sembahyang bagi Umat Hindu di Bali
Secara garis besar waktu sembahyang dalam Hindu, dibagi menjadi dua yaitu Nitya Karma dan Naimitika Karma
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Salah satu jalan spiritual Hindu, selain menghaturkan banten dan upacara adalah dengan sembahyang.
Secara garis besar waktu sembahyang dalam Hindu, dibagi menjadi dua yaitu Nitya Karma dan Naimitika Karma.
Nitya Karma adalah persembahyangan yang bersifat rutin, atau setiap hari dan berlaku umum.
Sedangkan Naimitika Karma, adalah persembahyangan yang khusus dilakukan pada hari-hari tertentu dan bersifat khusus.
Baca juga: Umat Hindu Akan Merayakan Hari Suci Siwaratri Sebentar Lagi, Siapkan Diri untuk Jagra
Seperti dalam rangka peringatan hari raya tertentu. Atau pula dalam rangka odalan di salah satu pura.
Dalam Slokantara dijelaskan, saat Purnama atau Tilem umat manusia menghaturkan upakara dan persembahan kehadapan Hyang Widhi.
Dari nilai satu haturan bhakti tersebut, akan mendapatkan imbalan anugerah yang bernilai sepuluh dari Hyang Widhi. Sehingga Purnama dan Tilem dipercaya sebagai hari yang berkah.
Hal ini pula dijelaskan dalam Sundarigama, yang menyebutkan bahwa Purnama dan Tilem adalah hari khusus yang utama.
Saat Purnama dikenal sebagai hari bagi Sang Hyang Candra beryoga.
Kemudian saat Tilem, dikenal sebagai hari bagi Sang Hyang Surya yang beryoga.
Untuk itu, disarankan agar umat Hindu menghaturkan banten saat hari-hari khusus ini. Termasuk di dalamnya hari Kajeng Kliwon. Guna mendapatkan karunia dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atau Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya itu, ada lagi hari suci besar yang dirayakan umat Hindu. Seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, Siwaratri, serta tumpek dan masih banyak lagi.
Selain hari-hari suci besar ini, umat Hindu juga melakukan sembahyang setiap hari. Khususnya di merajan atau sanggah yang ada di rumah.
Upaya ini untuk menyucikan pikiran, perkataan, dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha). Sehingga umat manusia mampu tetap membuat karma baik, serta menghindari karma buruk.
Baca juga: Upakara Atau Banten, Berikut Makna dan Fungsinya Menurut Kepercayaan Hindu Bali
Sembahyang juga mampu menyadarkan dan menuntun manusia ke dalam keheningan pikiran. Pengendalian diri, ketenangan jiwa, dan menuju ke tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Hal ini semua karena manusia mendekatkan diri kepada Tuhan dalam jalan sembahyang. Berterima kasih kepada beliau, atas segala karunia dan meminta maaf apabila ada kesalahan selama ini.
Umat Hindu mengenal Tri Sandya, atau sembahyang tiga waktu yang sangat penting dilakukan.
Diantaranya saat pagi pukul 06.00, kemudian siang pukul 12.00, sore pukul 18.00.
Waktu-waktu ini dipercaya sebagai pergantian waktu, sehingga dipercaya dengan melakukan Tri Sandya akan memberikan umat pada keselamatan dan ketenangan jiwa. (*)
Artikel lainnya di Serba Serbi