Berita Nasional
Libur Nataru Berakhir, Menparekraf Beri Empat Catatan Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan
Dengan melakukan kegiatan wisata dan ekonomi kreatif di dalam negeri akan berdampak positif terhadap kebangkitan ekonomi dalam negeri, dengan terbuka
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, JAKARTA - Terdapat perbedaan antara momen Natal dan Tahun Baru (nataru) kali ini dimana momen tersebut bertepatan terjadi pada akhir pekan (sabtu-minggu), walaupun demikian pemerintah tetap waspada.
Hal ini dikarenakan pada masa kebiasaan baru seperti saat ini masyarakat sudah mulai terbiasa dengan budaya kerja Work From Home dan Distance Learning sehingga pekerjaan/aktivitas yang tadinya menuntut kehadiran dapat dilakukan secara jarak jauh.
"Saya mengapresiasi antusiasme masyarakat berlibur di masa liburan Natal dan Tahun Baru.
Dengan melakukan kegiatan wisata dan ekonomi kreatif di dalam negeri akan berdampak positif terhadap kebangkitan ekonomi dalam negeri, dengan terbukanya lapangan kerja," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam kegiatan konferensi pers mingguannya, Senin (3 Januari 2022) di Jakarta.
Baca juga: Wisatawan Terpapar Omicron Usai Berlibur di Bali, Menparekraf: Langsung Kami Tangani
Walaupun belum ada hitungan yang pasti, namun jika dibandingkan tahun sebelumnya (2020), diprediksi Natal dan Tahun Baru pada 2022 ini masih lebih baik.
Di tahun ini, masyarakat sudah mulai berani travelling dan Covid-19 juga sudah terkendali dikarenakan perluasan vaksinasi yang telah diupayakan sepanjang tahun 2021.
Namun, kita harus tetap waspada terhadap varian baru Omicron yang menyebar lebih masif.
"Kemenparekraf Bersama K/L lain terus melakukan evaluasi terhadap momen-momen yang sekiranya memiliki potensi terjadinya penularan sehingga menimbulkan lonjakan kasus dan kembali menuntut kita untuk melakukan pembatasan-pembatasan yang lebih ketat lagi," imbuh Menparekraf Sandiaga Uno.
Momen terkendalinya pandemi di Indonesia saat ini harus terus dijaga bersama dengan turut serta melibatkan masyarakat.
Pada saat momen nataru, sebenarnya seluruh jajaran aparatur pusat dan daerah telah mengawal ketat terhadap potensi kerumunan yang mungkin terjadi di beberapa titik rawan.
"Penutupan beberapa lokasi yang umumnya menjadi tempat perayaan sudah dilakukan dengan sangat baik, bahkan dibeberapa daerah kita sama-sama melihat ketegasan pemerintahnya dalam mengamankan lokasi-lokasi tersebut dengan melakukan penjagaan dan pembubaran massa yang berkumpul," jelas Sandiaga Uno.
Terkait dengan penerapan protokol Kesehatan di tempat wisata pada saat libur natal dan tahun baru, berdasarkan pengamatan kami, ada beberapa hal yang harus digarisbawahi :
• Penerapan prokes seperti halnya menggunakan masker dengan baik dan benar serta menjaga jarak/menghindari kerumunan cukup mengkhawatirkan, utamanya di ruang publik atau pada pintu-pintu masuk, serta tempat lainnya yang memicu antrian. Selain itu, masyarakat cenderung abai menggunakan masker terutama Ketika berwisata di tempat-tempat terbuka atau alam bebas.
• Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi (PL) belum optimal. Masih ditemukan pengunjung tidak menggunakan atau tidak diarahkan untuk menggunakan aplikasi PL oleh pengelola dan juga kendala untuk DTW yang tidak memiliki cakupan sinyal yang baik.
Baca juga: Kunjungan ke Bali via Bandara Capai 14.000, Menparekraf Imbau Warga Berkegiatan Penuh Tanggung Jawab