Berita Bangli
Pemanfaatan Aplikasi Peduli Lindungi di Bangli Belum Optimal
Aplikasi Peduli Lindungi bukan hal asing bagi sebagian besar masyarakat. Terlebih aplikasi ini sudah kerap kali digembar-gemborkan oleh sejumlah insta
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Aplikasi Peduli Lindungi bukan hal asing bagi sebagian besar masyarakat. Terlebih aplikasi ini sudah kerap kali digembar-gemborkan oleh sejumlah instansi pemerintah.
Kendati demikian, pemanfaatan aplikasi ini justru tergolong belum optimal.
Humas Satgas Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa saat dikonfirmasi Jumat 7 Januari 2022 tidak memungkiri jika pemanfaatan scan barcode aplikasi Peduli Lindungi masih belum optimal.
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari situasi pandemi saat ini yang mulai melandai.
Ia menjelaskan, fungsi aplikasi Peduli Lindungi adalah sebagai kepentingan tracing apabila terjadi kasus covid-19 di satu tempat.
Selain juga merupakan suatu kewajiban yang diperintahkan oleh Inmendagri dan surat edaran gubernur.
Baca juga: Minimalisir Kasus Kriminal, Kapolres Bangli Minta Peran Bhabinkamtibmas Dioptimalkan
Pada dasarnya, lanjut Dirgayusa, semua OPD yang melibatkan masyarakat sudah mengaktifkan aplikasi peduli lindungi dengan barcode di masing-masing kantornya.
Walaupun masih ada beberapa OPD yang belum.
"Cuma tiang belum dapat datanya secara pasti berapa yang belum memasang. Hanya saja untuk OPD pelayanan semuanya sudah (memasang barcode)," ungkapnya,
Tak hanya pemanfaatan barcode Peduli Lindungi, fasilitas cuci tangan yang sebelumnya 'ngetren' pun, saat ini seolah terabaikan.
Salah satunya yang ada di Kantor Pemkab Bangli, tepatnya yang tersedia di depan ATM Bank BPD Bali.
Baca juga: Tahun Ini, Sayap Utara Pasar Kidul Bangli Akan Dibongkar
Saat ini, fasilitas cuci tangan tersebut sudah berpindah tempat ke sisi utara ATM, dan tidak lagi berfungsi.
Mengenai hal ini, pria yang juga Kadis Kominfosan Bangli itu mengakui jika protokol kesehatan di masing-masing OPD sudah semakin mengendor.
Salah satu penyebabnya, karena situasi pandemi di Bangli sudah semakin landai, data penambahan kasus juga tidak ada yang menonjol, serta situasi di masyarakat sudah mulai berjalan seperti normal.
"Mungkin itu yang menyebabkan, sehingga mereka terbawa suasana," ucapnya.