Berita Bali

Belum Jelas, DPRD Bali Pertanyakan Saham Pemprov di Jalan Tol Bali Mandara

Pasalnya, sejak diresmikan 2013 lalu, keberadaan jalan tol satu-satunya di Bali dirasa belum memiliki dampak bagi pendapatan Provinsi Bali.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Rizal Fanany
Suasana lengang di pintu masuk Tol Bali Mandara, Denpasar, Sabtu (23/5/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Komisi II DPRD Bali, Ida Gde Komang Kresna Budi menyoroti keberadaan Jalan Tol Bali Mandara.

Pasalnya, sejak diresmikan 2013 lalu, keberadaan jalan tol satu-satunya di Bali dirasa belum memiliki dampak bagi pendapatan Provinsi Bali.

Bahkan, ia menyebut hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai  bagian saham milik Pemprov Bali.

Padahal, pada awal pendiriannya, jalan tol yang diresmikan pada Tahun 2013 lalu dengan menghabiskan dana sekitar Rp 2,4 triliun tersebut disokong oleh berbagai macam pihak berupa penyertaan modal alias saham.

Baca juga: Menteri BUMN Minta Tanaman untuk Penghijauan Tol Bali Mandara Tak Membahayakan Pengendara

Pemprov Bali sendiri menjadi salah satu pemilik saham sebesar 8 persen atau kurang lebih Rp 200 miliar.

"Kita (Pemprov Bali) sudah menanamkan saham disana. Sampai saat ini saya lihat belum ada kontribusi pendapatan yang masuk," katanya, Senin 10 Januari 2021.

Hal ini menurutnya perlu diberikan kejelasan, mengingat saat ini Pemprov Bali sedang membutuhkan tambahan anggaran.

Bahkan, Pemprov Bali bersama DPRD Bali telah berusaha keras untuk menggali potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), contohnya saja melalui Digitalisasi Pariwisata dan Labelisasi Branding Bali.

Oleh karenanya, diharapkan saham milik Pemprov Bali yang ada di Jalan Tol Bali Mandara bisa memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan daerah.

"Selama ini, kita naruh duit Rp 200 miliar di (Jalan) Tol Bali Mandara.

Kita dapat untung berapa dari naruh duit itu. Belum ada (tiap tahun) untung, harusnya kan dapat untung. Yang jelas, kita di Komisi II tidak pernah mendapatkan penjelasan," tandasnya.

Disamping itu, pelayanan di Jalan tol Bali Mandara belakangan juga dianggap masih kurang maksimal.

Salah satunya terkait pengisian saldo E-Money, dari pengalamannya saat usai melakukan perjalanan dinas, Kresna Budi menceritakan bahwa tempat pengisian saldo tutup, bahkan tidak beroperasi.

"Kemarin itu saya sempat lewat dari arah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Ternyata ditutup.

Baca juga: Usai Presiden Jokowi Tinjau Jalan Tol Bali Mandara, Jasa Marga Siap Sambut KTT G-20 

Kita itu kan menginginkan yang namanya pengelola Jalan Tol kan pelayanan harus prima.

Kok malah berkurang, kan malah kurang bagus jadinya untuk pengelola," pungkasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved