Berita Badung

Desa Adat Bindu Buat Kebun Organik di Lahan Labe Pura Dalem, Pupuknya dari Hasil Pengolahan Sampah

Desa Adat Bindu Buat Kebun Organik Di Lahan Labe Pura Dalem, Pupuknya Hasil Pengolahan Sampah

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
Istimewa
Petani di Desa Adat Bindu saat membangun kebun organik di tanah Pelaba Pura Dalem Setempat 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Desa Adat Bindu kini akan membuat kebun organik dengan memanfaatkan Labe Pura Dalem setempat.

Menariknya dalam membuat kebun organik, pupuk yang digunakan bersumber dari pengolahan sampah di TPS3R Bhakti Pertiwi desa setempat.

Bendesa Desa Adat Bindu, I Gusti Nyoman Suastawa mengatakan jika kebun yang dibangun masih dalam proses pengerjaan. Bahkan luasnya pun mencapai 20 are.

“Kami bikin kebun organik untuk penyaluran kompos produksi TPS3R. Sekarang sedang proses di lahan 20 are milik Labe Pura Dalem," ujarnya Minggu 23 Januari 2022.

Dirinya mengakui pembuatan kebun organik bertujuan untuk menampung kelebihan produksi kompos supaya kontinuitas TPS3R tidak terganggu.

Ia mengakui sampah yang menjadi sumber masalah bagi desa adat yang terletak di Desa Mekar Bhuwana, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini kini justru menjadi berkah bagi desa.

"Kenapa berkah, karena pupuk kompos yang digunakan untuk memupuk kebun organik seluas 20 are ini bersumber dari sampah masyarakat yang diolah di TPS3R Bhakti Pertiwi," imbuhnya.

Menurutnya, jenis tanaman yang ditanam nantinya di kebut organik itu adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Bindu, seperti, sayur-mayur, cabai, tomat, jagung, padi, kunyit dan lainnya.

"Jadi yang kita tanam sayur cabai, jahe, kunyit, sereh, jagung, tomat, padi dan masih ada lagi jenis tanaman lainnya. Ini untuk konsumsi kerama Bindu, namun dipenuhi sesuai kemampuan hasil panen saja," jelasnya.

Dengan pembuatan kebun organik, kata Gusti Suastawa sampah krama Bindu yang diolah menjadi kompos itu diberikan ke petani, sedangkan hasil panennya untuk kebutuhan masyarakat.

"Jadi ibaratnya sampah yang dibuang ke TPS3R dijadikan, pupuk diberikan petani dan hasilnya kita makan lagi," ucapnya.

Dikatakan, Desa Adat Bindu sendiri berkomitmen untuk membangun budaya memilah sampah sebelum mengolah. Bahkan hasilnya sekarang sampah yang dihasilkan menjadi salah satu sumber pendapatan.

Menurutnya, dengan tinggi volume kompos yang dihasilkan, pihaknya memberanikan diri menjalin kerja sama dengan subak setempat.

Selain itu membuat MoU antara Bendesa dan Pekaseh, sehingga seluruh Kompos TPS3 R Bhakti Pertiwi akan dipakai Subak yang luas lahannya sekitar 40 hektar.

Baca juga: Simak Jadwal Terbaru Gelaran Liga 1 di Bali, Jeda Saat Timnas Indonesia Bermain vs Timor Leste

Baca juga: 10 Ribu Orang Telah Terima Vaksin Booster, Dinkes Tabanan Bali Genjot Vaksinasi, Prioritaskan Lansia

Baca juga: UPDATE KASUS SUBANG: Tangis Danu Tiba-tiba Pecah, Ucapkan ini Pada Kedua Orang Tua, Danu Minta Maaf

Kendati berhasil menyulap sampah menjadi rupiah, namun Gusti Suastawa mengakui penghasilan dari mengolah sampah bukan menjadi target, melainkan bagaimana membuat Desa Adat Bindu terbebas dari sampah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved