Berita Jembrana
Sambut Hari Raya Nyepi Saka 1944, STT Eka Cita Jembrana Bikin Ogoh-ogah Raksasa Berkepala Gajah
Pembuatan ogoh-ogoh yang nantinya akan berbentuk raksasa dengan kepala gajah membawa golok itu sudah dikerjakan selama sepekan belakangan
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - STT Eka Cita Banjar Adat Menega, Kelurahan Dauhwaru Kecamatan Jembrana, Jembrana, Bali, tetap membuat ogoh-ogoh, menjelang hari raya umat Hindu Bali, Nyepi Tahun Baru Saka 1944.
Pembuatan ogoh-ogoh yang nantinya akan berbentuk raksasa dengan kepala gajah membawa golok itu sudah dikerjakan selama sepekan belakangan.
Wakil Ketua Sekaa STT Eka Cita, Banjar Adat Menega, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, I Putu Dody Sastrawan, mengatakan, bahwa teruna-teruji sekaa Eka Cita, akan membuat raksasa bermahkota.
Kemudian, akan ada Dewa berkepala gajah, dengan membawa golok.
Baca juga: Jukung Terbalik, Dua Nelayan Pengambengan Jembrana Sempat Terombang-ambing di Tengah Laut
Selanjutnya, perwujudan raksasa itu, akan menggoda umat manusia untuk melakukan hal yang buruk.
Kemudian, munculah Dewa berbentuk gajah yang akan membinasakan raksasa simbol kebatilan tersebut.
“Nantinya ada raksasa dan Dewa berbentuk gajah yang akan membunuh raksasa.
Untuk tema besar seperti itu, sedangkan nama masih belum,” ucapnya Selasa 25 Januari 2022 kepada wartawan.
Dijelaskannya, bahan untuk membuat ogoh-ogoh, sendiri karena untuk ramah terhadap lingkungan, maka tidak menggunakan stereoform.
Sehingga akan berbahan dasar bambu kayu plaster koran, tas semen, tali dana untuk biaya sendiri sekitar Rp 8 juta.
“Pengerjaan satu bulan sekitar tanggal 15 Februari 2022, nanti akan ditarget selesai. Karena memang penilaian di tanggal 20 Februari akan dilakukan,” jelasnya sembari mengaku untuk jadwal perayaan dimulai Pangerupukan tanggal 2 Maret dan 3 Maret 2022 ialah perayaan hari raya Nyepi.
Sementara itu, Petajuh I MDA Kabupaten Jembrana, I Ketut Arya Tangkas, menyatakan, terkait dengan pembuatan ogoh-ogoh itu memang diperbolehkan.
Hanya saja, nantinya saat penggerupukan memang akan ada pembatasan.
Dimana untuk pengarakan sendiri, disesuaikan hanya 50 orang.
Baca juga: Guna Ciptakan Situasi Kamtibmas, Kapolres Jembrana Silaturahmi dengan Ketua Muhammadiyah Jembrana
Namun, harus Rapid tes atau swab tes. Hanya saja, pihaknya juga membatasi hingga jam delapan malam.