Budaya
Guru Mangku Hipno: Hidup Mati Bertautan dengan Karma
Karmaphala tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia, baik di dunia maupun diakhirat bahkan hingga terlahir kembali.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Harun Ar Rasyid
Maka jangan pernah menundanya, dan kenapa hal itu tidak segara dijalankan.
Karena sejatinya Tuhan selalu memberikan petunjuk ke arah yang lebih baik.
"Jika kita bisa saling mendukung kenapa kita menempatkan diri sebagai pemberontak," tegasnya. Jika mampu mengerjakan sesuatu lebih baik kenapa kita tidak mau melakukannya. Walau itu adalah sebuah jalan menuju penderitaan. Namun jika akhirnya manis, maka kita pula yang akan menikmati kelak. "Karena kita mengikuti bayangan sesat pikiran kita yang penuh ambisi, namun hidup dalam ilusi, ini yang banyak terjadi saat ini," imbuhnya.
Setiap penolakan pada kemajuan, lanjut dia, akan memunculkan energi negatif bagi diri sendiri, dan pada akhirnya akan ditinggal oleh sang waktu.
"Ruang kita semakin sempit dan akhirnya kita kehilangan kesempatan merengkuh keberhasilan dan menjadi yang tak terpilih kemudian menunggu tersisihkan," tegasnya.
Saat kerja ya kerja, saat istirahat ya istirahat, saat plesiran ya plesiran.
Tetapi jangan meninggalkan sembahyang. Sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.
"Disinilah terkadang terjadi ketidakpahaman. Seringakali kita bekerja tapi tidak disertai dengan ketulusan padahal ketulusaan adalah bhakti atau ibadah," jelas lulusan doktor terbaik UHN ini.
Uniknya lagi, banyak manusia yang mati-matian mencari rezeki tetapi menjauhi yang mengatur rezeki yaitu Tuhan itu sendiri.
"Kita mati-matian bekerja, agar hidup bahagia tetapi kita melupakan sang pengatur kebahagiaan yaitu Tuhan itu sendiri," tegasnya.
Serta manusia mati-matian mengejar sukses, tetapi menjauh dari sang pencipta kesuksesan.
Bahkan manusia mati-matian menjaga kesehatan, tetapi lupa mengendalikan pikiran dan perasaannya.
Harusnya tetap mendekati dan membaikkan sifat-sifat ketuhanan.
Sehingga perjalanan dituntun oleh beliau.
"Kita lahir karena karma nanti matipun karena karma," tegasnya.
Guru Mangku Hipno atau GMH, mengaku mengabdi bukan semata-mata karna uang, namun lebih pada panggilan jiwa sebagai seorang pelayan umat.