Budaya

Guru Mangku Hipno: Hidup Mati Bertautan dengan Karma

Karmaphala tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia, baik di dunia maupun diakhirat bahkan hingga terlahir kembali.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Harun Ar Rasyid
Ist
GMH saat sembahyang bersama 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Karmaphala tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia, baik di dunia maupun diakhirat bahkan hingga terlahir kembali.

Semua manusia harus menebus atau membayar karma yang dibuatnya.

Dan menikmati karmanya itu, baik karma baik maupun karma buruk.

Sebab dalam Hindu mengenal adanya Tiga Karmaphala, yakni Sancita Karmaphala, Prarabda Karmaphala, dan Kriyamana Karmaphala.

Guru Mangku Hipno, menjelaskan ketidakhati-hatian manusia sering kali membuat semuanya menjadi susah.

"Jangan mengambil beban untuk sesuatu yang seharusnya tidak menjadi beban. Mulai jalani hidup apa adanya," tegasnya kepada Tribun Bali, Selasa 1 Februari 2022.

Dosen UHN ini, melanjutkan bahwa seseorang harus menerima dan ikhlas dengan apapun jalan hidup yang ditemui di dunia maupun di akhirat.

"Bahkan jika kita sudah merencanakan dengan baik dan terpola, namun akhirnya harapan kita tidak menjadi nyata, itulah yang disebut rencana Tuhan," ucap ahli penyembuhan Psikosomatik Anxiety ini.

Saat menjalani proses rencana Tuhan, kata dia, manusia disarankan agar tidak ngotot untuk protes.

Serta jangan selalu mengeluh seolah melupakan bahwa masih terlalu banyak berkah Tuhan yang tersisa dan dinikmati selama ini.

Bahkan masih bisa makan enak pun, adalah karunia Tuhan.

Sehingga hal-hal kecil tidak boleh dilupakan.

"Jalani hidup sebagai bagian dari proses menjalani karma. karena kita lahir dari karma, bertumbuh dengan karma dan akhirnya nanti meninggalkan dunia juga sesuai karma," jelas dosen asli Singaraja ini. Karma adalah bayangan yang paling nyata dari setiap perbuatan baik dan buruk manusia.

Baca juga: Doakan Pandemi Segera Berakhir, Puluhan Sulinggih Sadaka Mepuja di Pura Pegulingan Tampaksiring

Baca juga: Setelah 10 Tahun, Pemkab Gianyar Ambil Alih Pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan Sulinggih dari TPB

Baca juga: Menko Luhut Tinjau Kesiapan Infrastruktur Venue G20 dan Berikan Sejumlah Catatan

Sehingga, apabila masih diberikan waktu untuk berbuat baik dan jika masih menyisakan waktu untuk memperbaiki diri.

Maka jangan pernah menundanya, dan kenapa hal itu tidak segara dijalankan.

Karena sejatinya Tuhan selalu memberikan petunjuk ke arah yang lebih baik.

"Jika kita bisa saling mendukung kenapa kita menempatkan diri sebagai pemberontak," tegasnya. Jika mampu mengerjakan sesuatu lebih baik kenapa kita tidak mau melakukannya. Walau itu adalah sebuah jalan menuju penderitaan. Namun jika akhirnya manis, maka kita pula yang akan menikmati kelak. "Karena kita mengikuti bayangan sesat pikiran kita yang penuh ambisi, namun hidup dalam ilusi, ini yang banyak terjadi saat ini," imbuhnya.

Setiap penolakan pada kemajuan, lanjut dia, akan memunculkan energi negatif bagi diri sendiri, dan pada akhirnya akan ditinggal oleh sang waktu.

"Ruang kita semakin sempit dan akhirnya kita kehilangan kesempatan merengkuh keberhasilan dan menjadi yang tak terpilih kemudian menunggu tersisihkan," tegasnya.

Saat kerja ya kerja, saat istirahat ya istirahat, saat plesiran ya plesiran.

Tetapi jangan meninggalkan sembahyang. Sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.

"Disinilah terkadang terjadi ketidakpahaman. Seringakali kita bekerja tapi tidak disertai dengan ketulusan padahal ketulusaan adalah bhakti atau ibadah," jelas lulusan doktor terbaik UHN ini.

Uniknya lagi, banyak manusia yang mati-matian mencari rezeki tetapi menjauhi yang mengatur rezeki yaitu Tuhan itu sendiri.

"Kita mati-matian bekerja, agar hidup bahagia tetapi kita melupakan sang pengatur kebahagiaan yaitu Tuhan itu sendiri," tegasnya.

Serta manusia mati-matian mengejar sukses, tetapi menjauh dari sang pencipta kesuksesan.

Bahkan manusia mati-matian menjaga kesehatan, tetapi lupa mengendalikan pikiran dan perasaannya.

Harusnya tetap mendekati dan membaikkan sifat-sifat ketuhanan.

Sehingga perjalanan dituntun oleh beliau.

"Kita lahir karena karma nanti matipun karena karma," tegasnya.

Guru Mangku Hipno atau GMH, mengaku mengabdi bukan semata-mata karna uang, namun lebih pada panggilan jiwa sebagai seorang pelayan umat.

"Masalah tempat ruang dan waktu saya percayakan kepada Tuhan, sebagai sang pengaturnya," imbuhnya.

Namun sejatinya, kemana dan dimana ia selanjutnya ia berserah kepada Tuhan.

Karena hanya beliau yang tahu apa yang dibutuhkan umatnya.

"Saya ikhlas menjalani tanpa mengeluh, dan protes karena saya sadar hidup ini sedang berproses," tambahnya lagi. Dalam kehidupan manusia, filsafat hukum aksi reaksi memang nyata adanya.

"Terkadang kita merasa orang lain berlaku tidak adil, menghakimi dan menghukum diri kita. Tetapi kita melupakan bahwa di dunia ini berlaku hukum sebab akibat. Jadi mungkin saja apa yang terjadi adalah reaksi dari aksi atau perbuatan salah yang telah kita lakukan namun kita juga telah lama melupakannya," sebut GMH.

Maka jika mencintai kehidupan ini. Jika ingin masa depan yang lebih baik, mari mulai berubah.

Jika memang ingin berubah, mari bersama berubah ke arah yang lebih baik.

"Bawa pengabdian kita dan pelayanan kita menuju puncak. Kehidupan itu berputar seperti mesin, kapan berhenti dimana berhenti kita takkan pernah mengetahuinya karena merupakan misteri ilahi," tegasnya kembali.

Sehingga gunakan waktu kehidupan yang masih tersisa, untuk membuktikan bahwa kelahiran kali ini tidak sia-sia.

Namun kelahiran kali ini sungguh bermanfaat.

"Setiap perubahan yang kita lakukan sesungguhnya bukan untuk orang lain, karena perubahan itu akan memberikan manfaat dan keuntungan lalu menjadi aset untuk diri kita sendiri," sebut GMH.

Setelah itu, barulah manusia mampu memberikan vibrasi pada lingkungan, partner, orang-orang terdekat dan akhirnya kosmik memberikan hadiah manis atas perubahan yang kita lakukan.

hadiah itu bisa berupa kesehatan lebih, kesuksesan lebih, rezeki mengalir lebih baik dan akhirnya semua makhluk berbahagia. (ask)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved