Berita Buleleng
Pawai Ogoh-Ogoh Ditiadakan, Ogoh-Ogoh Desa Adat Jinengdalem Buleleng Sudah 60 Persen
Melonjaknya kasus Covid-19, membuat Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng bersama MDA Buleleng memutuskan untuk meniadakan arak-arakan atau pawai ogoh
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Melonjaknya kasus Covid-19, membuat Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng bersama MDA Buleleng memutuskan untuk meniadakan arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh, saat malam pengrupukan yang jatuh pada Rabu 2 April 2022 nanti.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil rapat yang digelar pada Jumat 4 Februari 2022.
Sekda Buleleng juga sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa ditemui usai rapat mengatakan, berdasarkan Surat Edaran MDA Bali Nomor 009/SE/MDA-Prov-Bali/XII/2021 tahun 2021 tentang Pembuatan dan Pawai Ogoh-Ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944, serta Surat Gubernur Bali Nomor: 8.19.430/287/Kes/-DISBUD tentang Penegasan Pembuatan dan Pawai Ogoh-Ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 tertanggal 4 Januari 2022, disebutkan jika pelaksanaan ogoh-ogoh dapat dilaksanakan.
Baca juga: Pemkab Buleleng Siapkan BTT Rp 9 Miliar Untuk Penanganan Covid-19
Namun dalam surat itu ditegaskan pelaksanaan ogoh-ogoh dapat dilaksanakan jika kondisi kasus Covid-19 melandai dan stabil.
Sementara melihat perkembangan saat ini, penularan Covid-19 khususnya di Buleleng sangat tinggi.
Di mana, per Kamis 3 Februari 2022 kemarin, jumlah pasien yang dirawat mencapai 423 orang.
Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng pun mengambil keputusan untuk meniadakan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.
Keputusan ini akan segera disebarluaskan oleh MDA Buleleng, untuk mengantisipasi terjadinya kerugian di masyarakat.
"MDA akan segera menyampaikan ke masing-masing Majelis Alit Desa Adat, agar kelompok masyarakat tidak membuat ogoh-ogoh, agar tidak terjadi kerugian. Karena pelaksanaan pengarakannya ditiadakan," jelasnya.
Sementara Penyarikan Madya MDA Buleleng, Nyoman Westa mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan dari masing-masing desa adat, terkait ogoh-ogoh yang sudah terlanjur dibuat.
Pihaknya baru menerima laporan terkait rencana pembuatan ogoh-ogoh dari beberapa desa adat di Kecamatan Sukasada, dan Banjar.
Baca juga: PTM Seluruh Sekolah di Buleleng Ditutup Mulai Hari Ini
Dengan adanya keputusan meniadakan pawai ogoh-ogoh ini, Westa pun mengaku sangat mendukung, agar Covid-19 di Buleleng tidak semakin melonjak.
Untuk itu MDA Buleleng akan segera bersurat ke seluruh Majelis Alit Desa Adat, terkait keputusan tersebut.
"Ogoh-ogoh yang sudah jadi belum ada. Tapi laporan rencana akan membuat ada, dari Sukasada dan Banjar. Setelah rapat ini kami akan bersurat agar rencana pembuatannya ditunda, agar tidak menimbulkan kerugian dan kekecewaan yang berujung keributan," tutupnya.
Baca juga: Kasus Melonjak, RSUD Buleleng Tambah Dua Ruang Perawatan Covid
Terpisah Bendesa Adat Jinengdalem, Ketut Suranasa mengatakan, kelompok muda-mudi yang ada di desanya sudah telanjur membuat sebuah ogoh-ogoh.