Kesehatan

Gangguan Psikosomatik Akibat Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Begini Cara Menanggulanginya

Gangguan psikosomatik merupakan keluhan fisik (somatik) yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi (psikis)

Editor: Wema Satya Dinata
pexels/katsmith
ilustrasi depresi 

Menurut Hamzah, dalam penanganan, diperlukan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk hasil yang maksimal.

“Masalah psikis bukanlah masalah kecil. Diperlukan dukungan psikologis dan sosial baik untuk masyarakat, keluarga, maupun individu,” ungkapnya.

Vaksinasi

Salah satu upaya untuk menangani rasa cemas adalah mengenal sumber kecemasan. Pada gelombang ketiga Covid-19, salah satu faktor pendorong kecemasan adalah penyebaran varian virus omicron yang sangat cepat melebihi varian delta pada gelombang sebelumnya.

Staf divisi dari Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Robert Sinto, Sp.PD, KPTI., mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

”Vaksin memang tidak sepenuhnya mencegah terinfeksi, tetapi vaksin dapat mencegah terjadinya penyakit berat,” ungkapnya.

Ia kembali mengimbau agar masyarakat melakukan klasifikasi diri dan gejala.

Klasifikasi ini didasari oleh gejala Covid-19. Tidak semua gejala harus dilarikan ke rumah sakit. Jika masyarakat teridentifikasi positif tanpa gejala sebaiknya melakukan isolasi mandiri di rumah selama 10 hari.

”Orang dengan gejala sedang dapat melakukan isolasi di rumah sakit, sedangkan orang dengan gejala ringan dapat isolasi mandiri di rumah selama 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala. Hal ini dilakukan mengingat kapasitas rumah sakit yang terbatas,” ungkap Robert.

Robert menambahkan, masyarakat juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui telemedicine seperti website Kemenkes atau fasilitas lainnya.

”Dari konsultasi ini masyarakat dapat menentukan klasifikasi dirinya,” ucapnya.

Baca juga: Gubernur Bali Minta Seluruh Pasien OTG Covid-19 Lakukan Isolasi Terpusat

Atur cemas dan panik tanpa obat

Sementara, dr. Rudi Putranto, SpPD, K-Psi, MPH dari Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM memberi masukan untuk mengatur cemas-panik tanpa obat-obatan.

Banyak hal yang dapat dilakukan secara mandiri. Pertama, membatasi membaca berita melalui handphone.

“Misalnya pagi dan sore membuka handphone, tidak terus menerus serta tidak terlibat pada kekhawatiran berlebihan,” ujar Rudi.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved