Jumlah Pasien Covid-19 yang Dirawat di DKI Jakarta, Bali dan Banten Masih Rendah
Kondisi beberapa wilayah di Pulau Jawa-Bali saat ini terus dipantau mengingat Jawa-Bali menjadi klaster awal lonjakan kasus nasional yang terdampak pa
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN BALI.COM, JAKARTA - Kondisi beberapa wilayah di Pulau Jawa-Bali saat ini terus dipantau mengingat Jawa-Bali menjadi klaster awal lonjakan kasus nasional yang terdampak paling tinggi.
Gambaran terkini data konfirmasi kasus Omicron menunjukkan sudah melebihi puncak gelombang kasus Delta di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Banten, dan Bali.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Bali Per 8 Februari 2022: Positif Bertambah 2.425, Sembuh 353 & Meninggal 5 Orang
Baca juga: Menkomarinves Luhut Sebut Penambahan Kasus Covid-19 di Provinsi Bali Lampaui Puncak Delta
Kendati begitu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit belum menyamai puncak kasus Delta Juli-Agustus 2021 lalu.
Dengan menjaga fasilitas layanan kesehatan bisa tetap berjalan optimal dimasa lonjakan kasus, pemerintah meyakini mampu memberikan layanan bagi pasien yang membutuhkan.
Baca juga: TERUNGKAP Sosok Wanita yang Tewas Dalam Kecelakaan Mobil Bersama AKP Novandi Arya
Baca juga: AKP Novandi Arya Tewas Terbakar Dalam Kecelakaan di Jakpus, Berhasil Teridentifikasi Berkat Ini
Baca juga: Menkomarinves Luhut Sebut Penambahan Kasus Covid-19 di Provinsi Bali Lampaui Puncak Delta
Per 6 Februari 2022, DKI Jakarta mengkonfirmasi 15.825 kasus baru, melebihi puncak kasus Dela yang mencapai 14.619 kasus.
Kendati demikian, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit karena Omicron berjumlah 9.364, atau setengah dari 18.824 pasien yang dirawat di puncak kasus Delta 2021 lalu.
Begitu juga dengan Banten yang mencatat konfirmasi 4.885 kasus per 6 Februari 2022, lebih tinggi dari kasus Delta yaitu 3.994 kasus.
Baca juga: TERUNGKAP Sosok Wanita yang Tewas Dalam Kecelakaan Mobil Bersama AKP Novandi Arya
Baca juga: AKP Novandi Arya Tewas Terbakar Dalam Kecelakaan di Jakpus, Berhasil Teridentifikasi Berkat Ini
Baca juga: ARTI Mimpi Marah, Pertanda Buruk dan Harus Memperbaiki Sikap Selama Bersosialisasi
Namun, pasien yang dirawat di RS berjumlah 966 orang, jauh lebih rendah dibanding pasien yang dirawat di puncak gelombang Delta, yaitu 4.268 orang.
Masih di periode yang sama, kasus konfirmasi di Bali sebanyak 2.031, sedikit lebih tinggi dari puncak Delta yaitu 1.910 kasus.
Namun, pasien yang dirawat sebanyak 948 orang, jauh lebih sedikit dari puncak Delta yaitu 2.263 kasus.
''Masyarakat diharapkan agar tidak menjadikan kasus konfirmasi sebagai patokan, karena perawatan pasien di rumah sakit menjadi poin penting yang menjadi fokus saat ini. Meski kasus di beberapa daerah lebih tinggi dari Delta, pelayanan pasien rumah sakit harus tetap kondusif dan hanya untuk pasien sedang, berat, dan kritis,'' ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., di Jakarta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Rabu, 9 Februari 2022.
Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk memprioritaskan pasien bergejala sedang, berat, dan kritis serta yang memiliki komorbid saja yang dirawat di rumah sakit akan mampu mengurangi beban pelayanan kesehatan hingga 70 persen.
Baca juga: DAFTAR Gejala Virus Covid-19 Varian Omicron yang Dirasakan Setelah Bangun Tidur
Baca juga: CUKUP Lakukan Hal Ini Apabila Terinfeksi Omicron Bergejala Ringan, Tak Perlu ke RS
Baca juga: TERUNGKAP Sosok Wanita yang Tewas Dalam Kecelakaan Mobil Bersama AKP Novandi Arya
Hingga Minggu (6/2) tercatat bahwa 356 pasien meninggal, 42 persen memiliki komorbid.
Lalu 44 persen dari korban meninggal adalah lansia dan sebagian besar korban (69 persen) belum divaksinasi lengkap.
''Melengkapi vaksinasi terutama bagi lansia dan yang memiliki komorbiditas sangat dianjurkan, karena akan mengurangi dampak terberat saat terinfeksi virus COVID-19. Selain itu menjaga protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan) saat ini harus diperketat lagi demi mencegah penularan lebih jauh lagi,'' tegas dr. Nadia.