SOSOK Brigjen Rudy Saladin yang Ikuti Jejak Jenderal Andika Perkasa, Berburu Gelar di Luar Negeri

Setelah meraih predikat lulusan terbaik Akmil tahun 1997, Rudy melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Editor: Bambang Wiyono
kolase/wikipedia
Brigjen TNI Rudy Saladin ikuti jejak Jenderal Andika Perkasa berburu gelar di luar negeri. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kualitas pendidikan di luar negeri, di sejumlah negara tertentu memang mentereng.

Tak heran jika banyak WNI yang berorientasi kuliah di luar negeri.

Bahkan, di lingkungan TNI, para prajurit pun banyak yang menempuh pendidikan khususnya di luar negeri.    

Seperti yang pernah dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Setidaknya, Andika menyandang tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 PhD yang semuanya didapat di luar negeri.

Langkah Jenderal Andika itu rupanya diikuti oleh prajurit lainnya.

Seperti Brigjen TNI Rudy Saladin yang kini menjabat Komandan Korem 061/Suryakancana Bogor.

Setelah meraih predikat lulusan terbaik Akmil tahun 1997, Rudy melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Advanced Infantry Officers Course (sekolah lanjutan perwira) i SAFTI Singapura dan lulus tahun 2003.

Tak berhenti sampai di situ, Rudy melanjutkan pendidikannya ke Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat dan meraih gelar S2 Hubungan Internasional.

Berikut profil dan biodatanya Brigjen Rudy dilansir dari Wikipedia.

Brigjen TNI Rudy Saladin lahir 17 September 1975.

Ia adalah seorang perwira menengah TNI AD yang saat ini menjabat Komandan Korem 061/Suryakancana.

Rudy, tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting.

Dia adalah mantan Ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia kemudian menjabat Komandan Korem 074/Warastratama, dan terakhir sebagai Komandan Korem 061/Suryakancana.

Riwayat Pendidikan:

- SMA Taruna Nusantara (1991-1994)

- Akademi Militer (1997)

- Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat

- Advanced Infantry Officers Course (sekolah lanjutan perwira) i SAFTI Singapura tahun (2003)

- S-2 Hubungan Internasional di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat

Riwayat Jabatan:

- Danton Yonif Linud 328/Dirgahayu

- Danki Yonif Linud 328/Dirgahayu

- Perwira Staf Operasi

- Kasi Brigif Linud 17/Kujang I

- Wadan Yonif Linud 330/Tri Dharma

- Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman

- Danyonif 613/Raja Alam

- Dandim 1008/Tanjung Tabalong

- Waaspers Kasdivif 1/Kostrad

- Sespri Kasad

- Danbrigif 6/Trisakti Baladaya[2][3] (2017—2018)

- Asops Kodam VI/Mulawarman (2018—2019)

- Ajudan Presiden RI (2019—2021)

- Komandan Korem 074/Warastratama (2021—2022)

- Komandan Korem 061/Suryakancana (2022—Sekarang)

Lulusan Terbaik Sekolah Militer di AS

Perwira TNI lain yang juga jadi lulusan sekolah militer AS adalah Kapten Inf Teddy Indra Wijaya.

Ia berhasil menjadi lulusan terbaik US Army Infantry School di Fort Benning, Amerika Serikat.

Bahkan, ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyabet tiga penghargaan sekaligus.

Melansir dari laman resmi TNI AD, hal tersebut disampaikan Atase Militer Darat RI untuk Amerika Serikat, Kolonel Inf Hendri, dalam rilis tertulisnya di Washington DC, Selasa (26/11/2019).

Sekolah yang ditempuh selama 5 bulan ini adalah sekolah wajib bagi seluruh perwira Infantry US Army baik dari West Point (Military Academy), ROTC (The Reserve Officer Training Corps) dan OCS (Officer Candidate School).

“Sekolah ini meluluskan 185 perwira siswa yang terdiri dari 171 US Army dan 14 Siswa Asing yakni dari Indonesia, Ukraina, Albania, Kosovo, Georgia, Lebanon, Saudi Arabia, Jordania, Nepal dan Chad Afrika,” ungkap Hendri.

Pada kesempatan tersebut, Kapten Teddy yang sehari-hari bertugas sebagai ajudan presiden Jokowi ini berhasil lulus sebagai International Honor Graduate Award

International Honor Graduate Award merupakan penghargaan bagi siswa international yang meraih nilai tertinggi selama pendidikan.

“Dari 14 orang Siswa Asing, ia terpilih sebagai yang terbaik,” terang Hendri.

Disamping itu, Kapten Teddy juga berhasil mendapat dua penghargaan tambahan yaitu Commandant List Award yakni siswa yang masuk 20% peringkat akademik & jasmani dengan meraih peringkat ke 30 dari 185 siswa.

“Dan yang lebih hebatnya ia juga berhasil mendapat Gold APFT (Army Physical Fitness Test) atau Nilai Jasmani 100%,” tegas Alumni Akmil 1997 tersebut.

“Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi siswa Indonesia di dunia internasional,” pungkasnya.

Meskipun pangkatnya sebagai prajurit TNI AD belum terlalu tinggi, Kapten Teddy selalu berada dekat dengan Jokowi.

Alumni Akademi Militer tahun 2011 itu pernah bercerita soal pengalaman menjadi orang paling dekat dengan presiden.

Dalam wawancara yang dilakukan di halaman Istana Bogor tersebut, Kapten Teddy menjelaskan dirinya dan Iptu Syarif harus menjalani seleksi yang panjang hingga terpilih.

"Kami diseleksi dari masing masing angakatan kemudian saya terpilih dari TNI, Syarief dari kepolisian," kata Teddy.

Teddy mengaku sama sekali tidak pernah terpikirkan menjadi ajudan presiden.

Keduanya pun menjelaskan perbedaan ajudan presiden dengan Pasukan Pengaman Presiden atau Paspampres.

"Kalau paspampres pengamanan kalau kita kegiatan bapak sehari hari, sehingga bapak bekerja lancar dan nyaman," kata Teddy.

Menurut Teddy berbagai hal yang dilakukan Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan ke daerah.

"Pertama tiba di kota tujuan bisa melakukan macam-macam, bisa dimulai dari pembagian kartu indonesia pintar (KIP). sertifikat tanah peresmian atau peninjauan. break saat makan siang," kata Teddy.

Presiden Jokowi kata Teddy juga melakukan sejumlah hal saat istirahat.

"Kalau sendiri atau sudah selesai kegaitan, nonton Youtube, baca berita, buka sosial media bacain direct massage (DM) yang dikirim tuh bapak baca lho."

"Oh ini apa nih, coba dicek bener enggak keluhan yang ngirim tadi," kata Teddy.

Jenderal Andika dengan Sederet Gelar

Jenderal Andika Perkasa, kelahiran Bandung, 21 Desember 1964 ini merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1987. Setelah lulus dari Akmil, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.

Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Selama bertugas, Andika banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan. Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, lulusan S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.

Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi di dalam negeri.

Sementara gelar Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3), Andika Perkasa mendapatkannya saat melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.

Andika Perkasa adalah lulusan dari The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.

Setidaknya, Andika menyandang tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 PhD. Sementara di bidang kemiliteran, Andika merupakan lulusan Akmil pada 1987. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Ikuti Jejak Jenderal Andika Perkasa Jadi Perwira TNI Lulusan AS, ini Biodata Brigjen Rudy Saladin, 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved