Berita Denpasar

Ogoh-ogoh Ulu Bukal Banjar Sasih Dirusak, Kukunya Dipatahkan, Berkisah Kala Penjaga Waktu Sandikala

Sandi Jaya menuturkan ketika sekaa teruna datang ke banjar, sudah didapati kuku tangan dan kuku ogoh-ogoh dipatahkan oleh orang

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Putu Supartika
Ogoh-ogoh Kala Ulu Bukal karya STT Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perusakan ogoh-ogoh terjadi di Denpasar, dimana karya Sekaa Teruna Dharma Subhiksa, Banjar Sasih Panjer dirusak orang tak dikenal.

Kejadian ini diperkirakan terjadi pada Rabu, 16 Februari 2022 siang.

Namun, oleh sekaa teruna baru diketahui pada sore hari sekitar pukul 16.30 Wita.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua STT Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer, Denpasar I Made Sandi Jaya saat diwawancarai Kamis, 17 Februari 2022.

Baca juga: 106 Paket Sembako dan Sarana Prokes Diberikan Kepada Pecalang hingga Pemangku Pura Amongan Denpasar

Sandi Jaya menuturkan ketika sekaa teruna datang ke banjar, sudah didapati kuku tangan dan kuku ogoh-ogoh dipatahkan oleh orang.

Namun pihaknya belum tahu apakah ini keisengan anak-anak atau sebab lain.

“Karena memang tidak ada CCTV juga di banjar dan di depan banjar, jadinya kami tidak tahu siapa yang melakukannya,” kata Sandi Jaya.

Ia menambahkan, begitu dirusak, malamnya pihaknya langsung melakukan perbaikan ogoh-ogoh tersebut.

Dari pantauan Tribun Bali, kini ogoh-ogoh tersebut sudah kembali seperti semula.

Sandi Jaya mengatakan ogoh-ogoh ini berjudul Kala Ulu Bukal.

Dimana ogoh-ogoh ini didesain oleh I Made Adi Kartana.

Ogoh-ogoh ini berbentuk Bhuta Kala yang diberikan penugrahan atau kewisesan oleh Bhatara Siwa yang datang pada saat pergantian waktu atau sandikala.

“Kala Ulu Bukal ditugaskan untuk memastikan di saat sore hari menjelang malam tidak ada manusia yang beraktivitas di luar rumah tanpa maksud dan tujuan yang jelas terutamanya pada anak-anak,” tuturnya.

Bila mana larangan ini tetap dilanggar pastinya dapat memicu kemarahan Sang Kala Ulu Bukal sebagai pemilik waktu tersebut.

Baca juga: Masih Ada Pedagang Jualan, Satpol PP Denpasar Jaga Kawasan Terminal Wangaya Mulai Hari Ini

Kehadiran Sang Kala Ulu Bukal disaat murka dapat dilihat saat sandikala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya rasa marah, kebencian, keributan bahkan kehancuran.

“Tujuan kami mengambil cerita atau lampan Sang Kala Ulu Bukal ini, karena Kelelawar atau istilah balinya Bukal disebut sebagai binatang utama yang bisa jadi sumber alami Covid-19. Dari sana lah sang seniman berniat untuk mengambil cerita atau lampah itu,” katanya.

Ia menambahkan untuk pembuatan ogoh-ogoh ini menggunakan bahan ramah lingkungan.

Mulai dari rambut menggunakan serabut kelapa hingga payasan dari koran yang digulung-gulung.

Ogoh-ogoh setinggi kurang lebih 2 meter ini dibuat sejak Januari 2022 lalu dan ditarget selesai pada minggu ini.

Saat ini proses pembuatan ogoh-ogoh sudah sampai proses pengecatan badan. (*)

Artikel lainnya di Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved