Wawancara Eksklusif
dr Sumy Hastry Ungkap Medsos sebagai Tambahan Data Antemortem, Sebut Kasus Subang Paling Mengesankan
Kombes Pol DR dr Sumy Hastry, Kabiddokkes Polda Jawa Tengah mengungkapkan Pusdokkes Polri tengah mengambil sampel DNA dari para tahanan kasus besar.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Kalau memang bingung tunggu sampai Polisi datang. Kalau mau membantu foto saja dulu dan beritahu polisi atau kalau curiga meninggal di rumahnya, biasanya pelapor adalah terduga pelaku. Dia balik lagi, pura-pura menonton, atau melayat,” ujarnya.
dr Hastry pun mengatakan jika pihaknya memirkasa jenazah dengan berburu waktu kematian.
“Jadi kami harus memeriksa jenazah berburu dengan waktu kematian. Nanti saya bilang ke penyidik alibi atau alasan yang membuktikan seseorang berada di tempat lain saat tindakan kriminal terjadi.”
“Misal ini meninggal antara pukul 02.00 sampai 04.00, nanti penyidik mencari dari menelpon sampai melihat CCTV. Alibi bisa dikroscek dengan CCTV. Kan sudah dua alat bukti. Pelaku sudah tidak bisa mengelak,” jelasnya.
Jenazah Meninggal Tidak Wajar
dr Hastry menyebutkan jenazah yang disebut meninggal secara tidak wajar.
Menurutnya, kekerasan baik benda tumpul, maupun tajam. Kemudian posisi korban yang tidak pakai baju atau banyak darah.
Baca juga: TERKINI Kasus Subang: dr Hastry Ungkap Cara Ketahui Pelaku, Tubuh Amalia Dibersihkan Cepat-cepat?
“Ada juga yang tergantung, maupun dibakar seperti kecelakaan mobil kemarin harus diselidiki. Kalau kami di dunia kedokteran forensik menyebutnya meninggal tidak wajar. Kami juga berpikir lagi apakah jenazah benar korban pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan,” ungkapnya.
Selain itu, hal itu bisa dilihat dan diperiksa dari luka-luka di tubuhnya. Jadi jangan diapa-apakan atau dimanipulasi tubuh jenazah yang penuh luka ini.
“Di dunia forensik ada simbol yaitu death body talk atau jenazah bisa bicara,” jelasnya dikutip Tribun-Bali.com dari TribunJateng.com pada Senin 21 Januari 2022 dalam artikel berjudul WAWANCARA : Kombes DR dr Sumy Hastry, Kabiddokkes Polda Jateng : Menguak Tabir Jenazah Bisa Bicara.
Semua itu bisa dilihat dari waktu kematian. Memang kalau baru meninggal belum terlihat adanya lebam mayat, kaku mayat, pembusukan, penulangan.
Kalau kondisinya dingin bisa terjadi Mumifikasi. Saya pernah autopsi di daerah ketinggian Dieng menemukan jenazah masih bagus karena di suhu dingin.
Jenazah itu sudah lima bulan. Akhirnya kami bisa periksa lagi, kami bongkar dan mendapat petunjuk dari jenazah itu.
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Saat pengujung wawancara, ketika ditanya kasus paling mengesankan dr Hastry menjawab kasus pembunuhan Ibu dan Anak di Subang.