Serba Serbi
Mengenal Padmasana dan Berbagai Jenisnya dalam Hindu di Bali
Untuk itulah, palinggih padmasana tidak saja berada di pura, tetapi juga merajan atau sanggah di setiap rumah warga Hindu di Bali
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Padmasaji di timur laut, menghadap ke barat daya.
Baca juga: Metatah Umat Hindu Bali, Menghilangkan Sad Ripu Dalam Diri Manusia
Padmakurung di tengah (rong telu) menghadap ke lawangan (pintu keluar).
Demikianlah pembagian padmasana jika berdasarkan arah.
Kemudian jika berdasarkan rong atau ruang, padmasana dapat dibagi menjadi Padmasana Anglayang, yaitu rong telu yang mempergunakan Bedawang Nala, dengan palih pitu (tujuh tingkat).
Padma Agung, memiliki rong dua dan menggunakan Bedawang Nala dengan palih lima (lima tingkat).
Padmasana, marong siki mempergunakan Bedawang Nala dengan palih lima (lima tingkat).
Padmasari, memiliki rong satu dengan palih telu (tiga tingkat), yaitu palih taman (bawah), palih sancak (tengah), dan palih sari (atas). Namun tidak menggunakan Bedawang Nala.
Padmacapah, marong siki dengan palih dua (dua tingkat), yaitu palih taman (bawah) dan palih capah (atas). Ini pula tidak memakai Bedawang Nala.
Padmasari dan Padmacapah bisa ditempatkan menyendiri, dan berfungsi sebagai pengayatan atau penyawangan.
Mengenai pedagingan, kedua padmasana itu (Padmasari dan Padmacapah), hanya pada dasar dan puncak saja.
Sedangkan padmasana yang memakai Bedawang Nala, berisi padagingan pada dasar, (madya) tengah, dan puncak.
Lalu mengenai tata cara pembuatan padmasana harus sesuai dengan Asta Kosala-Kosali dan Asta Bumi (Phumi). (*)