Sponsored Content
Anomaly Film, Tunjukkan Kesan Berbeda dari Bali untuk Pecinta Film Nasional Maupun Luar Negeri
Anomaly Film, Tunjukkan Kesan Berbeda dari Bali Untuk Pecinta Film Nasional Maupun Luar NegeriAnomaly Film, Tunjukkan Kesan Berbeda dari Bali Untuk Pe
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Sebuah film bergenre aksi fiksi sains berjudul "Anomaly" mendapat antusias pecinta perfilman tanah air.
Film yang diproduksi oleh perusahaan Good Form Bali yang berlokasi di Los Angeles dan Bali ini mengandeng sutradara kenamaan dunia yakni Brian L Tan.
Brian L Tan yang dikenal sebagai pengarap visual effect film Hollywood diantaranya Tron, Legacy, X-Men dan Girl With The Dragon Tattoo.
Kali ini, Brian kembali menggarap sebuah film bergenre fiksi aksi sains, uniknya proses syuting dilakukan di Pulau Dewata, Bali.
Baik konsep, pemilihan aktor, proses pembuatan film dan editing semua di lakukan di Bali.
Untuk film Anomaly baru resmi ditayangkan pada Jumat 25 Februari 2022 malam di W Hotel, Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Menelisik lebih lanjut mengenai film Anomaly buatan garapan Brian L Tan, kepada Tribun Bali dan media lainnya ia mengaku semua proses syuting dilakukan di Bali.
Adapun tempat yang diambil yakni berlokasi di Taman Festival Bali, Padang Galak, Sanur, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.
Ia mengaku sebelum mengambil lokasi tersebut, ia terlebih dulu melakukan survei tempat-tempat yang ada di Bali.
Baca juga: Cerita Ariel Noah Tetap Setia dengan Suzuki Shogun Kesayangannya, Mendapat Pesan dari Sang Ayah
Baca juga: 4 Mimpi Punya Arti Buruk, Hati-Hati, Salah Satunya Mimpi Tentang Kucing
Baca juga: Liverpool dan Chelsea Rebutkan Piala Ciki Carabao Cup, Jurgen Klopp Anggap Remeh Thomas Tuchel
Namun, lokasi Taman Festival Bali menjadi tempat yang pas dan masuk dalam konsep pembuatan film Anomaly.
"Tentunya tempat kita sempat survei, tapi Taman Festival Bali mendukung semuanya (lokasi pengambilan gambar)," ujar Brian L Tan.
Dalam proses pembuatan film ini, filmmaker dari Bali, Jakarta, Australia dan Amerika ikut terlibat dalam film berdurasi 13 menit ini.
Selama proses syuting yang dilakukan 3 hari di Taman Festival Bali, menjadi keseruan tersendiri bagi tim yang membuat film ini.
"Bali tentunya sangat unik untuk pembuatan film Anomaly. Hollywood hanya mengetahui (Bali) sebagai tempat pesta dan tempat spiritual, tapi itu berbeda dengan apa yang kita lihat," jelasnya.
Anomaly yang merupakan film aksi fiksi sains pendek (Sci-Fi action film), menceritakan 5 orang tim tentara elite yang bertugas disuatu tempat.
Mereka kemudian turun ke sebuah hutan yang di dalamnya berisi reruntuhan bangunan kuno.
Dalam misinya, mereka diminta untuk mengamankan sebuah tempat misteri yang menunjukkan aktivitas aneh dari paranormal.
Ditengah misi tersebut, banyak kejadian aneh yang dialami para anggota tersebut.
Film yang dibintangi Salvita De Corte, Mike Lewis, Joseph J U Taylor, Quisha Saunders dan John Walker Six.
"Film ini memiliki berbagai pesan tentang bagaimana kekerasan terhadap orang lain, namun pada akhirnya adalah kekerasan terhadap diri sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Brian L Tan menyebut Bali menjadi breaking ground dalam menciptakan atau memproduksi sebuah film yang berbeda.
Bahkan dengan proses penyutingan di Bali, kedepan bisa membuka lapangan kerja dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan bisa juga memberikan promosi bagi budaya maupun pariwisata di Bali.
Sementara itu, Joseph JU Taylor selaku pemilik rumah produksi Good Form Bali mengaku lokasi Taman Festival Bali menjadi tempat yang unik dalam pembuatan film Anomaly ini.
Bahkan dalam pembuatannya, ia tak ragu untuk ikut andil dalam memerankan film ini.
Dalam prosesnya, Joseph mengaku ada 3 lokasi yang telah di survei, seperti di Bedugul Tabanan, Karangasem dan Taman Festival Bali Denpasar.
"Namun dari semua itu, Taman Festival lah yang cocok untuk lokasi syuting," terang Joseph JU Taylor.
Menurut pandangannya atau hasil penyematan, Taman Festival Bali memiliki keunikan seperti gedung setengah rusak, hutan dan pemandangan laut sehingga terkesan menyeramkan bahkan berhantu.
Terlebih, Joseph menerangkan dari beberapa film yang dibuat di Bali kebanyakkan memiliki genre drama dan romantik komedi.
Sehingga ia mencoba untuk membuat film yang berbeda dengan yang lainnya.
"Film ini (Anomaly) tentu memiliki genre yang berbeda dari kebanyakan (film) yang dibuat di Bali. Anomaly, film yang kita buat dengan genre berbeda. Ini yang pertama," tambahnya.
Mengenai film Anomaly, Joseph tidak ingin hanya menyajikan kepada pecinta film di Indonesia saja namun juga untuk luar negeri.
"Harapannya (dari film Anomaly) bisa menggaet penonton luar negeri juga, supaya orang dari luar negeri mengerti Indonesia lebih jauh," lanjut Joseph.
Pria yang sudah menetap di Bali selama 30 tahun ini bahkan memiliki keinginan untuk mengembangkan film ini ke layar lebar dan berdurasi lebih panjang lagi.
"Saya berharap, film ini bisa masuk ke layar lebar dengan durasi yang sangat panjang, yang pernah dibuat di Bali. Ya, kedepan bisa berdurasi 90 menit atau satu jam lebih," pungkas Joseph.
Baca juga: Cerita Ariel Noah Tetap Setia dengan Suzuki Shogun Kesayangannya, Mendapat Pesan dari Sang Ayah
Baca juga: Lebih Menikmati Waktu Sendirian, Ini Ciri-ciri dan Penyebab Introvert
Baca juga: Lebih Menikmati Waktu Sendirian, Ini Ciri-ciri dan Penyebab Introvert