Diam-diam Ukraina Unjuk Gigih, Rusia Frustasi, Vladimir Putin Siapkan Langkah Strategis

Diam-diam Ukraina Unjuk Gigih, Rusia Frustasi, Vladimir Putin Siapkan Langkah Strategis

Photo by Russian Defence Ministry/ AFP
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat.  

TRIBUN-BALI.COM - Rusia tak menyangka Ukraina memberikan perlawanan yang luar biasa.

Rusia memilih tak berkomentar banyak terkait rincian operasi militer.

Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras serangan mereka telah berhasil.

Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS), mengatakan ada indikasi dalam 24 jam terakhir Moskow merasa frustrasi karena progres yang lambat akibat pertahanan Ukraina yang ternyata kuat.

Juga, kegagalan Rusia untuk mendominasi udara sepenuhnya.

Kementerian Pertahanan Inggris mencuitkan, kemajuan militer Rusia terhenti.

Dikutip dari BBC, laporan menyebut pasukan Rusia di sejumlah wilayah kehabisan bahan bakar.

Baca juga: SOSOK Anastasiia Lenna, Ratu Kecantikan Ukraina yang Ikut Angkat Senjata Hadang Militer Rusia

Institute for the Study of War mencatat perlawanan Ukraina tetap sangat efektif, meski Rusia lebih unggul dalam hal daya tembak.

"Sebenarnya, para jenderal Pentagon percaya, dalam 72 jam, perlawanan terorganisir Ukraina akan runtuh dan kemudian mungkin menjadi perang gerilya."

"Jadi mereka menyediakan senjata yang sebenarnya, sebelum perang pecah, sudah dapat digunakan oleh gerilyawan, seperti roket peluncur dari bahu, tombak, dan senjata anti-tank lainnya," kata Pavel Felgenhauer, analis pertahanan yang berbasis di Moskow, pada DW.

Analis mengatakan, kepemimpinan militer Rusia terkejut dengan kurangnya dampak mereka pada serangan udara.

"Pasukan Rusia mengalami kesulitan menekan pertahanan udara dan kedirgantaraan Ukraina, juga pasukan Ukraina," ujar Mathieu Boulegue, seorang peneliti di Program Rusia dan Eurasia di Chatham House, pada DW.

Pentagon percaya saat ini Rusia telah memindahkan setidaknya 50 persen pasukan ke Ukraina, dari sekitar 150 ribu tentara yang dikumpulkan di perbatasan.

Baca juga: Mantan Ratu Kecantikan Ukraina Ikut Angkat Senjata Lakukan Perlawanan Terhadap Pasukan Rusia

Bukan hanya tentara reguler yang membuat terobosan melawan pasukan Rusia, tetapi juga sukarelawan yang telah membentuk milisi dan mempersenjatai diri dengan bom molotov buatan sendiri.

Mereka memasang penghalang jalan dan menghapus rambu-rambu jalan untuk membingungkan pasukan Rusia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved