Agresi Rusia ke Ukraina

Tiap Hari Rogoh Rp 287 T untuk Biaya Perang, Presiden Vladimir Putin Mulai Frustasi

Dikutip dari BBC, laporan menyebut pasukan Rusia di sejumlah wilayah kehabisan bahan bakar.

Editor: Bambang Wiyono
rbth.com
Tentara wanita Rusia 

Sebagian besar analis memperkirakan, fase perang saat ini hanyalah tahap pertama dari taktik multi-cabang, dan bahwa militer Rusia sekarang akan memperluas serangan.

Baca juga: Mantan Ratu Kecantikan Ukraina Ikut Angkat Senjata Lakukan Perlawanan Terhadap Pasukan Rusia

“Mereka mulai dengan semacam perang hibrida yang diharapkan semua orang. Maksud saya Pasukan Khusus, penerjun payung, yang bukan hal klasik yang dikuasai militer Rusia."

"Ini bukan cara pertempuran di Suriah, di mana mereka membebaskan kota-kota Suriah, mengubahnya menjadi tumpukan puing."

"Sekarang kemungkinan besar mereka akan lebih serius, lebih bergaya Rusia, dan lebih agresif dalam menggunakan persenjataan berat," terang Felgenhauer.

Baca juga: Putin Perintahkan Pasukan Nuklir dalam Siaga Tinggi, Untuk Menggertak Negara Barat?

Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah bereaksi terhadap serangan militer yang terhenti.

Masih mengutip DW, ia telah menempatkan pasukan pencegah nuklir di Rusia dalam siaga tinggi.

Selain terkait serangan, aksi Putin ini dilakukan lantaran buntut dari pernyataan agresif pejabat tinggi anggota NATO.

Baca juga: ROMAN ABRAMOVICH Dekat dengan Putin, Klub Miliknya Digosipkan Harus Dijual Gara-Gara Krisis Ukraina

"Negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi pejabat tinggi dari anggota NATO terkemuka membuat pernyataan agresif mengenai negara kita," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, dilansir Tribunnews.com.

Dalam perkembangan lebih lanjut, dilaporkan ada banyak penampakan peluncur roket termobarik ganda yang dapat dipasang ke sasis tank T-72.

Salah satu peluncur roket tersebut, TOS-1, terlihat di dekat kota Belgorod dekat perbatasan Rusia dengan Ukraina pada Sabtu sore, CNN melaporkan.

Baca juga: SOSOK Vladimir Putin, Presiden Rusia yang Sudah Menjabat 22 Tahun dan Perintahkan Serang Ukraina

TOS-1 adalah salah satu sistem senjata paling menakutkan di gudang senjata konvensional Rusia.

Ini terdiri dari wadah bahan bakar dan dua bahan peledak terpisah.

Mereka menggunakan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi.

Senjata itu pertama kali digunakan oleh militer Soviet di Afghanistan, dan terakhir di Suriah.

Pasukan Rusia telah menggunakan sistem roket ganda BM-21 "Grad" ("Hail") di timur dan selatan Ukraina.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved