Wawancara Khusus
Mantan Dubes RI untuk Rusia Wahid Supriyadi, Ukraina dan Rusia Itu Bersaudara
Mantan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia M Wahid Supriyadi menilai kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir
Didirikan salah satunya oleh Putin. Kemudian dia bikin partai oposisi, tapi sering bantuin pemerintah, meskipun terkadang juga kritik saat bicara ketimpangan.
Tapi kita tidak tahu sampai kapan bertahan, Pak Harto 34 tahun, Putin baru 23 tahun.
Masyarakat Rusia sudah kritis dan media The Russia Times juga pernah mengkritik pemerintahan hanya saja menggunakan Bahasa Inggris.
Jadi tidak semua kalangan mengerti. Kritik itu dibaca terbatas oleh diplomat, pebisnis sama dengan kita The Jakarta Post saat itu.
Bisa diceritakan hubungan Rusia dan Ukraina saat itu?
Bangsa Ukraina dan Rusia ini sebetulnya bersaudara. Bahkan ibu kota kuno Rusia pernah dipindahkan ke Kiev pada 1882.
Jadi memang dari awal mereka sudah satu bangsa.
Pada 1990 ada pertemuan antara pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dengan Menteri Luar Negeri AS.
Di situ ada semacam janji tidak tertulis bahwa NATO tidak akan memperluas wilayah aliansi.
Ketika akhirnya Hongaria, Rumania, Polandia masuk ke NATO, dari situ Soviet sudah protes mengapa janji tidak tertulis itu diingkari.
AS berargumen janji itu tidak tertulis.
Tahun 2000 sampai 2007 sebetulnya Presiden Rusia Vladimir Putin tidak pernah ganggu barat, Bahkan tahun 2020 ingin bergabung dengan NATO, tapi ditolak.
Dari situ Rusia dianggap musuh bersama. Ketika beberapa negara pecahan masuk NATO, sudah mulai tidak nyaman.
Ketika 2008, Georgia masuk NATO, Rusia mulai marah besar.
Karena tersisa dari buffer state-nya tinggal tiga negara tadinya yaitu Ukraina, Belarus, dan Georgia.