Berita Denpasar

Nyoman Belum Dengar Kabar, Harga Gas LPG Non Subsidi Naik Rp 15.500 per Kilogram

Hal tersebut terjadi seiring peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) yang menjadi salah satu acuan penetapan harga LPG di Bulan Februari yang me

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Karsiani Putri
istimewa
Gas LPG non subsidi alami kenaikan menjadi Rp 15.500 per kilogram-nya. 

Berdasarkan pantauan Tribun Bali, di sebuah minimarket kawasan Denpasar Barat, Senin (28/2), harga gas LPG kemasan 12 kg dibanderol Rp 171.500.

Itu berarti harga per kilogramnya mencapai Rp 14.200/Kg, atau belum mengalami penyesuaian hingga harganya tidak sampai Rp 15.500/Kg.

Namun terpantau harga tersebut telah mengalami kenaikan dibandingkan pada Desember 2021. 

Waspada Praktik Pengoplosan

DIREKTUR Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai, kebijakan menaikkan harga LPG non subsidi merupakan langkah yang wajar.

“Harga LPG di Pasar internasional sedang meningkat signifikan,” ujar Komaidi kepada Kontan.co.id, Senin (28/2).

Komaidi optimistis, kenaikan harga pada LPG non subsidi tidak serta-merta bakal mendorong pengguna LPG non subsidi untuk beralih ke LPG subsidi. Hal ini lantaran keduanya memiliki segmen pengguna yang berbeda.

“Karakteristik konsumen LPG Subsidi dan non subsidi relatif berbeda. (LPG) non subsidi umumnya digunakan oleh industri dan rumah tangga kelas menengah atas,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai kenaikan harga LPG non subsidi oleh Pertamina berpotensi mendorong banyak konsumen untuk beralih menggunakan LPG subsidi, yakni LPG 3 kg alias LPG gas melon.

“Ini hal logis, karena gas melon disubsidi harganya beda jauh, sementara kualitasnya sama. Siapa pun akan memilih yang murah,” terang Tulus saat dihubungi, Senin.

Efek lainnya, lanjut Tulus, kenaikan harga LPG non subsidi oleh Pertamina juga berpotensi mendorong praktik pengoplosan dan bisa menimbulkan risiko keamanan.

Saran Tulus, disparitas harga antara LPG subsidi dan LPG non subsidi sebaiknya diperkecil untuk mencegah risiko-risiko ini.

Baca juga: Mantan Dubes RI untuk Rusia Wahid Supriyadi, Ukraina dan Rusia Itu Bersaudara

Baca juga: SIMAK Cara Malaysia Dalam Mengatasi Masalah Minyak Goreng 

“Selain itu gas elpiji 3 kg distribusinya harus dijadikan tertutup, tidak terbuka seperti sekarang,” imbuh Tulus. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved