Berita Denpasar

Proses Melepas Mala, Melasti di Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Buleleng

Setelah dua kali melaksanakan ngubeng, beberapa desa adat di Kota Denpasar kembali gelar prosesi melasti ke segara.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Putu Supartika
MELASTI - Ratusan orang dari beberapa desa adat ini terlihat melaksanakan prosesi melasti di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, Senin (28/2) pagi. Prosesi melasti menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. 

Apalagi menurutnya, kasus positif di Kota Denpasar sudah menurun. Pihaknya pun meminta peserta melasti agar taat prokes, utamanya masker. Selain itu peserta melasti juga minimal sudah vaksinasi dosis kedua.

"Memang untuk menjaga jarak agak susah, tapi wajib masker dan vaksin dosis kedua," katanya. Melasti ini juga melibatkan satgas banjar, desa, kecamatan dan pecalang untuk menjaga penerapan prokes.

Di Badung, upacara melasti di desa adat Kuta tahun ini dibatasi hanya mengikutsertakan 9 pura parasanak hal tersebut dilakukan guna membatasi peserta.

Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista mengatakan, tahun ini digelar melasti seperti biasa, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan dan mengurangi pratima yang mengikuti.

"Kalau 2 tahun lalu sebelum pandemi itu ada 26 parasanak yang ikut disamping juga ida khayangan tiga. Untuk tahun ini kita hanya melibatkan 9 parasanak yang hadir," ujar Wasista, di sela pelaksanaan melasti di Pantai Kuta, Senin petang.

Hal tersebut dilakukan berpijak pada Keputusan Gubernur Bali dan MDA Bali sehingga pelaksanaan pemelastian di Pantai Kuta diperbolehkan.

Protokol kesehatan yang diterapkan mulai dari seluruh peserta diwajibkan memakai masker selama kegiatan, pembatasan parasanak yang mengikuti kemudian selesai persembahyangan semuanya kembali pulang.

Sementara untuk pratima dan kahyangan tiga yang ngampok baru mengikuti sampai mepeed dan untuk pelaksanaan pemelastian seperti biasanya.

"Pelaksanaan upacaranya seperti biasa tahun lalu nunas tirta ring segara, nanti ada pelaksanaan di depan bale agung itu ada penyamblehan kucit butuan. Lalu para parasanak dan ida khayangan tiga melinggih selama dua hari," jelas Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista.

Di Gianyar, sejumlah Desa Adat di Kabupaten Gianyar melaksanakan upacara melasti atau mekiis, Senin.

Namun jumlah deda adat yang melasti saat ini diduga sedikit.

Hal itu karena lebih banyak desa adat yang memilih 'ngubeng' lantaran masih dalam pandemi Covid-19.

Karena itu, sejumlah pantai di Kabupaten Gianyar pun tampak sepi.

Sementara untuk desa adat yang menggelar melasti, jumlah iring-iringannya pun tidak begitu banyak, seperti hari normal. Kondisi tersebut terlihat di jalanan kawasan Gianyar.

Meski demikian, Polres Gianyar beserta Polsek jajaran melakukan pengamanan melasti dengan menempati personel di persimpangan jalan yang akan dilalui krama melasti.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved