Berita Karangasem
Warga Butus Karangasem Keluhkan Bau Tak Sedap dari Tumpukan Sampah di TPA
Mengingat bau tidak sedap yang timbul dari TPA tercium hingga rumah penduduk, serta lalat pada beterbangan
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI. COM, AMLAPURA - Warga Banjar Butus, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem mengeluhkan tempat proses akhir (TPA) sampah di Butus.
Mengingat bau tidak sedap yang timbul dari TPA tercium hingga rumah penduduk, serta lalat pada beterbangan.
Info di lapangan, kondisi ini terjadi sejak beberapa minggu lalu.
Setelah Karangasem sering diguyur hujan dengan intensitas lama, serta deras.
Baca juga: Bookingan Hotel Meningkat Jelang Hari Raya Nyepi, PHRI Karangasem: Naik 20 Hingga 30 Persen
Bau sampah menyengat hingga jarak beberapa meter.
Lalat juga berterbangan ke rumah warga, dan sangat mengganggu aktivitas penduduk.
Kepala Dusun Butus, Gede Ngurah Sudarmana, mengungkapkan, masyarakat sempat mengeluhkan kondisi ini.
Bau yang ditimbulkan dari tumpukan sampah sangat menyengat.
"Informasi dari warga, bau sampah dan lalat menyengat," kata Ngurah Sudarmana, Selasa (1/3/2022).
Ditambahkan, ada sekitar 20 KK penduduk Butus yang menghirup bau tak sedap terutama di pagi hari.
Masyarakat yang menghirup rata - rata dekat dengan tumpukan sampah. Mengingat pagi hari udara naik ke atas, sedangkan TPA ada di bawah. Sebagian warga menghirup bau tidak sedap.
20 KK warganya yang bermukim di dekat TPA hanya berjarak sekitar 50 - 100 meter dari TPA Butus. Hanya terpisahkan dengan sungai.
Selain itu, kata Sudarmana, air rembesan sampah sering mengaliri ke Selatan dan mengalir ke lahan milik warga. Untungnya rembesan tak sampai sungai.
Sampai saat ini prajuru desa belum menyampaikan keluhan ini ke pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem.
Baca juga: Bokingan Hotel di Karangasem Bagi Penonton MotoGP Batal, PHRI Sebut di Gumi Keris Juga Tak Ada
Tapi warga berharap agar masalah tumpukan sampah bisa dicarikan solusi, sehingga bau serta lalatnya tak beterbangan ke pemukiman
"Nanti kita akan bersurat ke DLH. Harapan masyarakat agar sampah bisa dikelola. Tiap hari kurang lebih sebanyak 50 ton masuk ke TPA Butus, tanpa diolah. Bisa lihat langsung ke bawah. Kalau pagi hari bisa mengantre truk sampah," tambah Ngurah
Sebelumnya, Kepala DLH Karangasem, I Nyoman Tari mengatakan, TPA Butus kondisi hampir overload.
Diperkirakan TPA Butus mampu bertahan tampung kiriman sampah dari Kota sampai akhir 2022. Mengingat kiriman sampah dari Kota dan sekitarnya bisa mencapai 50 ton per hari.
Volume sampah di Kota Karangasem dan sekitarnya mencapai 50 ton per harinya.
Belum lagi dari 11 desa yang tercatat membuang sampah ke TPA Butus.
Seandainya dikalkulasi keseluruhan diperkirakan mencapai 224 ton per harinya. Ada juga sebagian diambil pemulung di lokasi, dan dibiarkan.(*)
Artikel lainnya di Berita Karangasem