Berita Badung

Gubernur Bali Usulkan Peniadaan Karantina & Penerapan Visa on Arrival Diterapkan Pada 7 Maret 2022

Sejak 16 Februari 2022 Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dibuka untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) hingga 28 Februari 2022 lalu.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Karsiani Putri
Zaenal Nur Arifin
Konferensi pers pembukaan kembali rute Sydney-Denpasar oleh Garuda Indonesia yang mulai beroperasi Jumat, 4 Maret 2022 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sejak 16 Februari 2022 Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dibuka untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) hingga 28 Februari 2022 lalu.

Tercatat total 1.916 penumpang PPLN telah dilayani dan jika dirinci angka tersebut terdiri dari 1.524 WNA dan 392 WNI. 

Dari jumlah tersebut, hasil tes PCR di Bandara hanya 7 orang terkonfirmasi positif Covid-19, yang terdiri dari 6 WNA dan 1 WNI, yang keseluruhan tanpa gejala. 

Hal itu disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster pada konferensi pers pembukaan kembali Garuda Indonesia rute Sydney-Denpasar, Jumat, 4 Maret 2022 di area publik terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Baca juga: Selain Membawa Penumpang dari Sydney ke Bali, Garuda Indonesia Juga Angkut Kargo Seberat 20 Ton

Baca juga: KETAHUI Cara Daftar, Syarat Hingga Modal yang Dibutuhkan untuk Pertashop Pertamina

Baca juga: Per 3 Maret 2022 Harga BBM Pertamina Dex Resmi Naik, Ini Rincian Harga di Wilayah di Indonesia

"Jika dirasionalkan, 7 orang berbanding 1.916 orang, hanya 0,04 persen yang positif, jadi sangat kecil, itu artinya pelaksanaan prokes oleh para penumpang itu berjalan dengan tertib dan sangat disiplin,” ujar Gubernur Koster.

Koster menambahkan pihaknya tengah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk menerapkan kebijakan tanpa karantina bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan PPLN di Bali mulai 7 Maret 2022 mendatang.

Semula, kata Gubernur Koster Pemerintah Pusat mengusulkan kebijakan tanpa karantina mulai diberlakukan per 1 April 2022. 

“Kami menawar 1 Maret, kemudian pemerintah mengajukan tanggal 14 Maret sebagai kompromi. Tapi kami meminta dilaksanakan mulai tanggal 7 Maret,” ungkap Gubernur Bali Wayan Koster.

Berkaitan kebijakan visa, karena banyaknya permainan ‘nakal’ di lapangan pihaknya juga mengusulkan kebijakan visa on arrival (VOA) mulai pada tanggal 7 Maret. 

Baca juga: KETAHUI Cara Daftar, Syarat Hingga Modal yang Dibutuhkan untuk Pertashop Pertamina

Baca juga: Per 3 Maret 2022 Harga BBM Pertamina Dex Resmi Naik, Ini Rincian Harga di Wilayah di Indonesia

Hal ini agar tidak ada lagi praktek baik itu mafia karantina maupun mafia visa. 

Mengingat, upaya pemerintah dan bersama untuk memulihkan citra pariwisata Bali agar tidak rusak. 

Terkait dua usulan ini, Koster menyebutkan, akan dirapatkan pada Jumat ini pukul 17.30 WIB yang dipimpin langsung oleh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.

"Hari ini, kami pantau semuanya berjalan dengan baik, begitu juga kami pantau sistem bubble-nya berjalan dengan baik. Jadi tidak ada sesuatu yang perlu dirisaukan berkaitan dengan usulan kebijakan tanpa karantina begitu juga VOA,” tegas Gubernur Koster.

Menurutnya, selama ini sasaran utama Bali untuk wisatawan terbesar adalah wisatawan dari Australia, China, dan Eropa. 

Berdasarkan data tahun 2019, kedatangan wisatawan Australia mencapai 1,3 juta orang, dan China 1,2 juta orang lebih. 

“Jadi, ada 2,5 juta dari dua negara ini dari total wisman tahun 2019 sebanyak 6,3 juta orang, sisanya dari Eropa dan dari beberapa negara asia lain. Jadi kami tidak membatasi negara, kami membuka penerbangan wisman ini untuk semua negara yang memang menjadikan Bali sebagai tujuan wisata,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pemberlakuan tanpa karantina jika disetujui otomatis berlaku mulai tanggal 7 Maret untuk semua penerbangan. 

Dengan persyaratan lengkap seperti vaksinasi lengkap, mengikuti tes swab PCR dengan hasil negatif dan tetap menjalankan prokes ketat di Bali

“Tidak ada lagi sistem bubble, jadi bubble tidak lagi hotel, tetapi bubble-nya Pulau Bali,” demikian kata Gubernur Koster.

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari Jumat, 4 Maret 2022 resmi kembali melayani penerbangan Sydney – Denpasar.

Baca juga: KETAHUI Cara Daftar, Syarat Hingga Modal yang Dibutuhkan untuk Pertashop Pertamina

Baca juga: Per 3 Maret 2022 Harga BBM Pertamina Dex Resmi Naik, Ini Rincian Harga di Wilayah di Indonesia

Hal ini sejalan dengan momentum pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi di Bali melalui berbagai kebijakan relaksasi perjalanan internasional bagi wisatawan mancanegara yang diterapkan Pemerintah.

Adapun penerbangan Sydney – Denpasar tersebut merupakan rute penerbangan internasional pertama yang menghubungkan Australia dengan Bali di awal tahun 2022 ini.

Penerbangan ini juga turut terhubung langsung dengan rute penerbangan Jakarta – Sydney dimana sektor penerbangan Sydney – Denpasar ini dilayani dengan armada yang sebelumnya turut melayani penerbangan Jakarta – Sydney. 

Rute penerbangan Sydney – Denpasar ini dilayani satu kali setiap minggunya di setiap hari Jumat mengoperasikan armada A330-300 dengan nomor penerbangan GA 715.

Diberangkatkan dari Bandara Internasional Sydney Kingsford Smith pada pukul 11.30 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar pada pukul 14.45 waktu setempat. 

Pada penerbangan rute Sydney – Denpasar yang mulai beroperasi pada hari ini, Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 60 penumpang dari Sydney yang berasal dari berbagai wilayah di Australia. 

Baca juga: Selain Membawa Penumpang dari Sydney ke Bali, Garuda Indonesia Juga Angkut Kargo Seberat 20 Ton

Selain itu, Garuda Indonesia turut mengangkut kargo dari Sydney hingga 20 ton yang terdiri dari komoditas perikanan, buah segar hingga general cargo.

"Dioperasikannya layanan penerbangan Sydney – Denpasar tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia sebagai national flag carrier dalam mendukung program pemerintah yang dioptimalkan melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.

Hal tersebut bertepatan dengan momentum pemulihan ekonomi dan pariwisata Bali melalui relaksasi kebijakan perjalanan wisatawan dan bisnis mancanegara ke Indonesia.

“Keindahan alam dan budaya Bali memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, tidak terkecuali bagi wisatawan Australia yang pada masa sebelum pandemi Covid-19 khususnya di tahun 2019 mencatatkan kunjungan terbesar yaitu hingga lebih dari 1,2 juta wisatawan yang masuk ke Bali," imbuh Irfan.

Dioperasikannya penerbangan ini diharapkan dapat menjadi awal optimisme bagi kebangkitan perekonomian Indonesia khususnya dari sisi sektor pariwisata secara jangka panjang.

Irfan menambahkan, perjalanan Garuda Indonesia menghubungkan konektivitas antara Indonesia dan Australia sendiri sudah lebih dari 50 tahun dengan tujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan pariwisata antar kedua negara sekaligus memperkenalkan wajah Indonesia di mata dunia. 

Baca juga: Per 3 Maret 2022 Harga BBM Pertamina Dex Resmi Naik, Ini Rincian Harga di Wilayah di Indonesia

Baca juga: KETAHUI Cara Daftar, Syarat Hingga Modal yang Dibutuhkan untuk Pertashop Pertamina

"Dengan demikian, kami meyakini dioptimalkannya aksesibilitas masyarakat internasional khususnya menuju Bali dapat menjawab kerinduan mereka untuk menikmati wisata di Bali sekaligus memperkuat iklim bisnis antarnegara," demikian kata Irfan.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved