Human Interest story
CERITA Ni Made Yartami Hanya Tidur 2 Jam, Deg-degan Dengar Suara Ledakan di Odessa Ukraina
Seminggu sebelum adanya invasi tersebut, ia diminta oleh Karina dari KBRI Kyiv agar mempersiapkan dokumen selengkap-lengkapnya
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Baru 8 bulan bekerja di Ukraina, Ni Made Yartami (46) terpaksa pulang ke Bali karena suasana di sana yang mencekam.
Ia berangkat pada Juli 2021 lalu dan bekerja di Bali Spa kawasan Odessa, Ukraina.
Menurut rencana dirinya akan menjalani kontrak bekerja di sana selama dua tahun.
Namun, tanggal 23 Februari 2022, mulai ada invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Salah Paham, Putu Agus Tusuk Tetangganya Saat Pawai Ogoh-Ogoh di Denpasar
Seminggu sebelum adanya invasi tersebut, ia diminta oleh Karina dari KBRI Kyiv agar mempersiapkan dokumen selengkap-lengkapnya.
Hal ini dikarenakan akan ada evakuasi sewaktu-waktu akibat kondisinya yang tidak kondusif.
“Dari perusahaan tetap meminta tenang sepanjang masih ada pihak kepolisian dan tentara. Tapi kami tetap sudah siap-siap sesuai arahan KBRI,” kata perempuan asli Tejakula Buleleng ini yang ditemui di rumah kontrakannya, Jalan Siulan, Gang Anggrek Nomor 12 Penatih Dangin Puri, Denpasar, Selasa 8 Maret 2022 siang.
Tanggal 23 malam rencananya akan dilakukan evakuasi dari KBRI Kyiv, akan tetapi rencana tersebut gagal karena bandara di Kyiv dibom dan jalanan ditutup.
Lalu dilakukan rapat oleh KBRI bersama Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Akhirnya diputuskan dilakukan evakuasi dari Odessa menuju ke KBRI Bukares lewat jalan darat.
Evakuasi baru dilakukan pada 26 Februari 2022 pukul 19.00 waktu setempat dan molor dari rencana sebelumnya pukul 13.00 karena beberapa kendala.
Di sepanjang perjalanan mereka terus menemui pemeriksaan oleh tentara.
Bahkan tentara naik ke dalam bus dan mengecek penumpang satu persatu.
“Astungkara karena kami semua dari Indonesia maka dikasi keluar meskipun melewati banyak pemeriksaan yang ketat. Karena warga di sana tidak boleh keluar rumah,” katanya.
Baca juga: Kisah Desak Yuni PMI Asal Bangli yang Kerja di Ukraina, Tak Bisa Tidur dan Harus Bolak-balik Bunker
Selain itu, mereka juga tidak diizinkan mengambil gambar bahkan mengeluarkan HP sepanjang perjalanan.