Berita Denpasar
Produsen Kuliner di Denpasar Keluhkan Harga dan Sedikitnya Stok Minyak Goreng
"Ada beberapa minyak goreng murah dari 180 ribu namun dapat jatah 1 orang 1 dus. Jadi kita harus keliling carinya ya agak ribet yang penting bisa jual
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejumlah pengusaha kuliner mengeluhkan harga dan ketersediaan minyak goreng.
Seperti yang diketahui bersama minyak goreng telah disubsidi oleh pemerintah setelah sempat naik harganya.
Namun setelah dilakukan subsidi jumlah minyak goreng mengalami penurunan.
Akhirnya para pengusaha kuliner yang tentunya menggunakan minyak goreng terdampak.
Seperti Juliani salah satu owner dari Outlet Ayam Jees Geprek mengatakan memang harga minyak sudah turun namun tetap saja stoknya masih kurang.
Baca juga: Tertib Lalu Lintas, Putu Sukerti Senang Dapat Hadiah Minyak Goreng Dari Polres Badung
Baca juga: Pasar Murah Minyak Goreng HET di Pasar Pasah Pemecutan Denpasar, Masyarakat Rela Antre 3 Jam
Baca juga: Ibu-ibu Wajib Tahu, Ternyata Minyak Goreng Bisa Dibuat Kembali Jernih, Begini Caranya
"Ada beberapa minyak goreng murah dari 180 ribu namun dapat jatah 1 orang 1 dus. Jadi kita harus keliling carinya ya agak ribet yang penting bisa jualan saja," jelasnya pada, Jumat 11 Maret 2022.
Selain minyak goreng, harga tepung, daging ayam dan cabai juga alami kenaikan. Untuk daging ayam naik dari harga Rp. 25 ribu sampai Rp. 35 ribu.
Dan untuk cabai dari harga Rp. 9 ribu sampai Rp. 50 ribu perkilogramnya.
"Tentunya omset kami berkurang banget, karena semua naik. Tapi kita tidak menaikan harga makanan, hanya saja keuntungan yang menurun dimasa pandemi ini yang penting bertahan saja," tambahnya.
Ia berharap kedepannya harga minyak goreng bisa normal kembali dan mudah dicari.
Karena ia tentunya sangat membutuhkan minyak goreng dengan jumlah yang banyak untuk usaha kulinernya.
Sama halnya dengan Juliani, Ni Luh Sri Wahyuningsih selaku pemilik UMKM Kripik Ayam Biru juga mengeluhkan ketersediaan minyak goreng dipasaran.
"Dibilang sama pemerintah harganya Rp. 11.500 untuk agen, tapi kenyataan dipasaran tidak pernah beli seharga itu. Masih kisaran Rp. 13.500 atau 14.500 se-liternya. Sudah mahal susah dicari kalau saya tiap hari minyak harus memburu tidak bisa beli disatu tempat kadang ada kadang tidak," kata, Sri.
Pembelian minyak goreng ini juga dijatah oleh agen.
Sedangkan dalam satu hari untuk memproduksi kripik ayamnya, ia memerlukan hingga 200 liter minyak goreng.
Baca juga: Pedagang di Jembrana Mengeluh Harga Sembako Meroket, Minyak Goreng Langka
Baca juga: 4 STRATEGI Dalam Menyiasati Kenaikan Harga Minyak Goreng Bagi Pebisnis Kuliner
Baca juga: Promo Indomaret TERBARU 1-15 Maret 2022, Gratisan Minyak Goreng, Snack Tambah Rp2.000 Dapat 2 Pcs