Human Interest Story
Perajin Uang Kepeng di Klungkung Bertahan Saat Pandemi
"Namun sejak pandemi melanda dunia, berimbas juga ke UMKM di daerah Klungkung. Pendapatan saya sangat jauh menurun," ujar Mahayana.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Arini Valentya Chusni
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Di tengah pandemi covid 19, perajin uang kepeng Desa Kamasan, Klungkung Bali tidak surut memproduksi kerajinan untuk hiasan dan keperluan untuk sarana upacara ritual keagamaan di Pulau Dewata.
"Saya terus memproduksi kerajinan yang berbahan baku dari 'uang kepeng' untuk keperluan hiasan, suvenir dan perlengkapan upacara keagamaan, walau saat ini pandemi," kata perajin uang kepeng Maha Ayu Yadnya, saat dikonfirmasi Tribun Bali.
Ia mengatakan sejak pandemi COVID-19 pendapatannya menurun, karena warga yang memesan hiasan, patung yang dibalut uang kepeng nyaris tak ada.
Biasanya sebelum pandemi omset per bulan lebih dari Rp 20 juta.
"Namun sejak pandemi melanda dunia, berimbas juga ke UMKM di daerah Klungkung. Pendapatan saya sangat jauh menurun," ujar Mahayana.
Baca juga: KISAH Penyatuan Tanah dan Air oleh 34 Gubernur Seluruh Indonesia di Titik Nol IKN Nusantara
Baca juga: Sinopsis Film Turning Red, Kisah Mei Menjadi Panda Merah, Dapat Ditonton di Disney+ Hotstar
Baca juga: Kisah Haru Bocah 11 Tahun di Ukraina, Sendirian Tempuh Jarak 1.200 Km Demi Cari Selamat
Ia mengatakan dalam permodalan pihaknya meminjam kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI.
Dana itu digunakan untuk membeli bahan baku, termasuk juga peralatan usahanya.
"Modal yang kami pinjam di BRI untuk digunakan untuk membeli bahan baku dan perlengkapan peralatan kerja. Astungkara (puji syukur) kreditnya tetap lancar walau ekonomi lesu. Sebab pengembaliannya ringan," ucap Mahayana didampingi istrinya Kadek Ayu Srianti.
Pemasaran produksinya, kata dia, di wilayah Kabupaten Klungkung dan Bali. Sistemnya melalui "offline" dan melalui jejaring media sosial.
Sehingga konsumen sebelum membeli bisa dilihat lewat media sosial.
"Pemasaran lewat online di zaman digital, saya rasa cukup efektif dan praktis. Semua contoh produk kami tampilkan di akun, Sehingga pembeli bisa juga melihat terlebih dahulu dan menghubungi secara daring jika mereka cocok produk dan harganya," katanya.
Ia menuturkan karyawan yang diajak sebanyak empat orang dengan sistem borongan. Karyawan yang diajak ini sebelumnya mereka bekerja di sektor pariwisata.
"Karena situasi pandemi, sehingga mereka beralih bekerja di perajin uang kepeng ini untuk bisa menghidupi kebutuhan keluarganya," tutup Mahayana.(*)