Serba serbi

Makna Dewi Saraswati di Dalam Weda, Nama Sungai hingga Pusat Kesuburan dan Kesucian

Sebentar lagi hari suci Saraswati akan dirayakan, oleh umat Hindu di Bali. Tepatnya pada Saniscara Umanis, Sabtu 26 Maret 2022. Berikut kilasan makna

Dok. I.B. Soeryawand
Dewi Saraswati 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebentar lagi hari suci Saraswati akan dirayakan, oleh umat Hindu di Bali.

Tepatnya pada Saniscara Umanis, Sabtu 26 Maret 2022. Berikut kilasan makna hari suci dan Dewi Saraswati yang berhasil dirangkum Tribun Bali, dari berbagai sumber. 

Dewi Saraswati memiliki latar belakang sejarah yang sangat penting. Sebab dalam pustaka suci Weda, disebutkan bahwa awal mulanya Saraswati adalah nama sebuah sungai.

Hal ini kerap dikumandangkan melalui syair-syair pujaan. 

Saraswati juga pada mulanya adalah salah satu batas, dari Brahmavartta atau asal bangsa Arya yang berwujud sungai.

Baca juga: Saraswati Segera Datang, Jangan Lupa Siapkan Sarana Upakaranya

Saraswati dianggap memiliki banyak kekuatan sebagai pusat kesuburan dan kesucian.

Selain itu, Saraswati dianggap sebagai dewi bahasa, yakni sebagai penemu bahasa Sansekerta dan huruf Dewanagari. Pelindung dari kesenian dan ilmu pengetahuan. 

Sehingga pada intinya, upacara piodalan Saraswati dilaksanakan setiap enam bulan sekali oleh umat Hindu yakni pada Sabtu Umanis Watugunung.

Perayaan upacara piodalan Saraswati, oleh umat Hindu dimanapun berada memiliki makna sangat penting dalam kehidupan. 

Khususnya sebagai upaya meningkatkan kecerdasan dan upaya pemantapan kebijakan dalam berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat atau berperilaku yang baik. Baik oleh umat Hindu di Bali maupun di Indonesia.

Baca juga: Wuku Watugunung, Wuku Terakhir dalam Pawukon dan Kaitannya dengan Dewi Saraswati

Perayaan Saraswati, mengakar pada setiap aktivitas keagamaan guna mewujudkan hidup cerdas, arif dan membentuk insan yang suputra. 

Sehingga Saraswati bukan hanya perayaan bagi anak sekolahan saja, melainkan harus didalami oleh semua orang baik muda dan tua. Di mana ajaran Weda turun ke bumi, mencerdaskan dan menjauhkan manusia dari kebodohan.

Biasanya pada hari suci Saraswatiada rembug sastra, yang bertujuan mengkaji dan membahas serta mendiskusikan makna atau hakekat perayaan Saraswati itu sendiri. 

Baca juga: Hadir Bangkitkan Ekonomi Rakyat, Bupati Badung Launching Aplikasi BAGO Bertepatan dengan Saraswati

Intinya tentu saja menuju kearifan dalam hidup dan mencapai kebahagiaan serta kebijaksanaan.

Pada bagian lain, kerap juga dirangkai dengan matembang atau magegitan oleh umat Hindu yang pandai bernyanyi lagu atau prosa Bahasa Bali dan Jawa Kuna.

Membaca sloka, kekawin, mageguritan dan lain sebagainya. Melantunkan lagu-lagu keagamaan yang indah dan enak di dengar. (*)

Artikel lainnya di Serba serbi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved