Berita Nasional
Belajar dari Founder Sribuu & Twibbonize, Tantangan dan Peluang dalam Membangun Startup dari Nol
Kucuran modal bagi startup pra-Seri A maupun Seri A mencapai angka 772 juta dolar AS, setara dengan kenaikan sebesar 214% secara YoY.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - CB Insights platform analisis bisnis dan database global yang memberikan intelijen pasar pada perusahaan swasta dan aktivitas investor mencatat, sepanjang 2021, kucuran modal bagi startup pra-Seri A maupun Seri A mencapai angka 772 juta dolar AS, setara dengan kenaikan sebesar 214% secara YoY.
Pendanaan di tahap ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan Seri B, Seri C, dan seterusnya.
Artinya, peluang masih terbuka sangat lebar bagi para founders perusahaan startup anak bangsa yang masih berada di tahap awal (dikenal juga dengan early-stage).
Country Manager, Indonesia, Amazon Web Services (AWS) Gunawan Susanto mengatakan, bahwa AWS menemani perjalanan sejumlah startup anak bangsa dari early-stage hingga tahap lebih lanjut.
Baca juga: Promosikan Pariwisata Bali, Artis Hollywood Jay Rich, LOV Didukung Startup JTrip Garap Project FOMO
"Termasuk beberapa industri seperti telemedisin (Halodoc), ecommerce (HappyFresh), hingga logistik (Paxel) melalui program AWS Activate. Kini, AWS pun tengah membimbing kedua startup Sribuu dan Twibbonize," kata Gunawan dalam keterangannya kepada Tribun Bali, Minggu 3 April 2022.
Gunawan menambahkan, bahwa perusahaan startup yang memanfaatkan cloud AWS tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal dan dapat membayar sesuai kebutuhan (pay as you go), kecepatan, inovasi tanpa batas dengan risiko yang lebih minim, dan kebebasan untuk berfokus pada permasalahan inti bisnis.
Terlebih, dengan diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada bulan Desember lalu, pelanggan dapat menikmati tata kelola data serta latensi yang jauh lebih rendah.
“Sebagai startup yang bergerak di industri teknologi finansial/fintech yang sarat regulasi, Sribuu sangat terbantu dengan kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region," tuturnya.
“Melalui komitmen AWS yang ditegaskan oleh AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, kami yakin dan berharap akan muncul startup-startup lokal seperti Twibbonize yang diinisiasi oleh muda-mudi Indonesia," kata Gunawan.
CTO dan Co-Founder, Sribuu, Francisca Susan menjelaskan, bahwa Sribuu merupakan startup yang bergerak di bidang perencanaan keuangan pribadi.
"Melalui aplikasi Sribuu, pengguna mendapatkan rekomendasi tentang bagaimana sebaiknya mengatur pengeluarannya setiap bulan," kata Susan.
Sribuu menganalisis transaksi yang dilakukan pengguna di platform ecommerce, dompet digital, dan perbankan menggunakan teknologi machine learning AWS untuk menentukan strategi berhemat yang optimal bagi masing-masing pengguna.
"Awalnya, ide usaha ini bermula ketika ia dan teman-temannya masih menduduki bangku kuliah," ujar dia.
Literasi keuangan yang masih rendah di kalangan masyarakat, disertai dengan meningkatnya kesadaran dan kebutuhan untuk pengelolaan uang yang lebih baik di masa pandemi, membuat Susan dan rekan-rekannya semakin yakin untuk menggarap ide tersebut.
“Sepuluh tahun lalu saja, tidak mungkin perusahaan startup seukuran kami dapat mengakses teknologi termutakhir seperti cloud dan machine learning karena terkendala biaya," ujar dia.