Berita Denpasar

Januari – Maret 2022 Terjadi 318 Kasus DBD di Denpasar, Meningkat dari Tahun 2021 Bulan yang Sama

Januari – Maret 2022 Terjadi 318 Kasus DBD di Denpasar, Meningkat dari Tahun 2021 Bulan yang Sama

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Pelaksanaan fogging untuk mencegah penularan DBD di Kota Denpasar Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Januari – Maret 2022 Terjadi 318 Kasus DBD di Denpasar, Meningkat dari Tahun 2021 Bulan yang Sama.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 lalu.

Hal ini terlihat dari perbandingan data kasus DBD per bulan antara tahun 2022 dengan tahun 2021 hingga bulan Maret.

Pada Januari 2021 terjadi sebanyak 26 kasus, sedangkan di tahun 2022 meningkat menjadi 137 kasus.

Demikian pula pada Februari 2021 terjadi sebanyak 56 kasus, dan terjadi peningkatan pada bulan Februari 2022 sebanyak 73 kasus.

Sedangkan pada bulan Maret 2021 terjadi sebanyak 101 kasus DBD dan pada tahun 2022 ini tercatat ada 108 kasus.

Sehingga dari bulan Januari hingga Maret 2022 terjadi sebanyak 318 kasus.

“Memang dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, jumlahnya meningkat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Luh Putu Sri Armini, Rabu 6 April 2022.

Dengan kondisi ini, pihaknya pun berharap agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih.

“Langkah ini sebagai kewaspadaan dini dan upaya antisipasi agar tidak sampai terjadi KLB,” kata Sri Armini.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan PSN DBD secara massif.

"Setiap hari dicek tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah dan lingkungan rumah masing-masing dan di tempat-tempat umum. Bila positif jentik segera diberantas, jentik dibuang ke tanah shg mati sedangkan wadahnya dikuras," katanya.

Tempat-tempat penampungan air yg tidak bisa dikuras dibubuhi bubuk larvasida seperti abate setiap 2 hingga 3 bulan sekali.

Ia menambahkan, fogging hanya membasmi nyamuk dewasanya saja, sedangkan jentik-jentik nyamuknya tidak terbunuh dan fogging membasmi nyamuk hanya pada saat hari itu saja, besoknya bila ada nyamuk-nyamuk baru yang lahir dari jentik-jentiknya tidak akan terbunuh.

Sehingga meskipun sudah difogging berkali-kali, apabila jentik-jentik nyamuknya masih dibiarkan hidup maka kasus DBD akan tetap semakin meningkat.

“Karena itu mari lindungi anak-anak dan keluarga kita dengan melakukan PSN DBD secara rutin dan berkelanjutan dengan cara 3M -Plus minimal di rumah dan lingkungan rumah kita masing-masing,” katanya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved