Berita Denpasar

TARGET Perbaikan Trotoar & Drainase di 2026, Pemkot Denpasar Fokus Normalisasi karena Ancaman Banjir

Bahkan untuk mengejar pembangunan infrastruktur di tengah pemotongan dana transfer daerah ke pusat (TKD), pembangunan sport center pun digeser.

ISTIMEWA
Perbaikan Trotoar dan Drainase di Jalan Padma Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM  - Saat ini, Pemkot Denpasar tengah melakukan penataan trotoar dan drainase di beberapa kawasan. Hal ini dilakukan untuk langkah antisipasi banjir yang kerap terjadi di beberapa titik.

Bahkan perbaikan trotoar dan drainase ini menjadi program utama yang akan segera dituntaskan. Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, pihaknya akan menuntaskan perbaikan drainase dan trotoar ini di tahun 2026.

"Drainase dan trotoar ini kami tuntaskan di tahun 2026," katanya. Bahkan untuk mengejar pembangunan infrastruktur di tengah pemotongan dana transfer daerah ke pusat (TKD), pembangunan sport center pun digeser.

"Sekarang harusnya tahun 2026 membangun sport center tapi kami geser ke tahun 2027. Tahun 2026 fokus normalisasi dan wajah kota karena banjir," paparnya.

Baca juga: POLEMIK Lift Kaca Pantai Kelingking, Pansus TRAP Otw Nuspen, Koster: Kalau Melanggar Bongkar Saja!

Baca juga: POLISI Kerahkan 146 Personel Gabungan, Pengamanan Sidang Perdana 3 WNA Australia di PN Denpasar!

Jaya Negara menambahkan, seluruh pekerjaan drainase tidak hanya berfokus pada tampilan cantik di luar atau permukaan, tetapi mengutamakan fungsi utama yakni kelancaran aliran air dan pencegahan banjir.

Menurutnya, banyak pekerjaan drainase yang dilakukan dengan pola kerja kurang tepat. Dan hal ini berpotensi menghambat efektivitas pengendalian banjir

Jaya Negara menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, pekerjaan dilakukan dengan cara menutup saluran terlebih dahulu tanpa memastikan bagian bawahnya benar-benar dibersihkan atau dinormalisasi.

“Catatan kami, banyak drainase yang dikerjakan dipasang dulu, padahal di bawahnya tidak digelontor. Itu terjadi di beberapa titik," papar Jaya Negara. 

Pihaknya pun sudah menyampaikan ke Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU) jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. "Nanti seolah dibilang mempercantik, tapi di bawahnya tidak berfungsi. Di atasnya bagus, tapi banjir tetap. Itu tidak boleh,” tegasnya.

Pihaknya menekankan bahwa prinsip utama dalam proyek drainase bukanlah penataan estetika, melainkan efektivitas fungsi hidrologi. Karena itu, sebelum saluran ditutup atau disemen, pekerjaan pengelontoran dan normalisasi aliran air harus menjadi prioritas utama karena saat ini dalam ruang drainase masih terdapat banyak kerikil namun sudah ditutup paving. (sup)

Soroti Mekanisme dan Jam Kerja Proyek

Selain soal teknis pengerjaan, Wali Kota Denpasar Jaya Negara juga menyoroti mekanisme dan jam kerja para pekerja proyek. 

Ia meminta agar pelaksanaan di lapangan mempertimbangkan situasi lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan yang berlebihan di tengah padatnya mobilitas warga Denpasar.

“Kami sudah minta ke Kadis PU, mekanisme jam kerja dan cara kerjanya harus diatur. Kalau bisa, jangan sebelah-sebelah dan jangan dikerjakan saat kendaraan ramai. Kalau siangnya padat, ya malamnya bisa diperbanyak. Ini penting agar masyarakat tidak terganggu,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti kondisi di lapangan di mana banyak saluran yang sudah ditutup meski pekerjaan di bagian dalam masih belum rampung.

Ia mengingatkan agar Dinas Pekerjaan Umum memperhatikan tahapan pekerjaan agar tidak terjadi pemborosan waktu dan tenaga akibat sistem kerja yang tidak efisien.

“Sekarang banyak yang sudah ditutup, padahal prosesnya belum selesai. Alasannya karena posisi manhole-nya. Manhole jaraknya sekitar empat meter, jadi mereka masih kerja dengan cara menarik dari lubang itu. Tapi, menurut saya, itu dua kali kerja. Harusnya bersih dulu baru ditutup. Itu lebih efektif,” jelasnya. (sup)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved