Berita Nasional

JOKOWI Sebut Pemerintah Tidak Mungkin Tidak Menaikan Harga BBM: Dunia Sedang Krisis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal kenaikan harga kebutuhan barang pokok, salah satunya harga bahan bakar minyak (BBM)

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
Istimewa Tangkapan YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers, Kamis 16 Desember 2022 dari Istana Merdeka, Jakarta - Jokowi Minta Setop Perang 

TRIBUN-BALI.COM Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal kenaikan harga kebutuhan barang pokok, salah satunya harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurut mantan Wali Kota Solo ini, pemerintah Indonesia tidak mungkin untuk tidak menaikan harga BBM.

Terlebih kenaikan harga tersebut lantaran ekonomi global yang kini tengah bergejolak.

Hampir di seluruh negara di belahan dunia mengalami kenaikan inflasi.

"Enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, nggak mungkin. Oleh sebab itu kemarin naik pertamax," kata Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 6 April 2022.

Menurutnya, situasi sulit yang tengah melanda dunia ini mengakibatkan dunia mengalami kenaikan inflasinya.

Dalam pernyataannya, Jokowi pun mencontohkan Amerika yang tengah mengalami inflasi mencapai angka 7,9 pesen, padahalnya biasanya hanya di bawah angka 1.

Baca juga: Pemberdayaan Petani, Pertamina Olah Lahan Pertanian Kota Denpasar Jadi Kawasan Edukasi Pertanian

Dikutip Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Rabu 6 April 2022 dalam artikel berjudul Jokowi: Mustahil Harga BBM Tidak Naik, Situasi Tak Memungkinkan, inflasi di Uni Eropa yang biasanya di kisaran angka 1 juga naik, masuk ke angka 7,5 persen. Turki bahkan telah mencapai angka inflasi hingga 54 persen.

Oleh karenanya, kata Jokowi, pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM.

"Ini angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan," ujarnya.

Dengan adanya situasi ini, Jokowi meminta seluruh menterinya waspada, terutama yang berkaitan dengan harga gas dan pangan. Ia mengingatkan jajarannya terus berkonsolidasi agar tidak keliru dalam mengambil kebijakan.

Jokowi juga meminta para pembantunya lebih sensitif dan memiliki sense of crisis.

Sebab, naiknya harga bahan bakar menyebabkan masyarakat menjadi sulit.

Para menteri diminta untuk memberikan penjelasan ke rakyat mengapa harga sejumlah komoditas harus naik.

"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa-apa, tidak ada statement tidak ada komunikasi," ujar Jokowi.

Baca juga: SOSOK Mayjen Widi, Mantan Ajudan Jokowi Cuma 3 Bulan Jadi Danjen Kopassus Kini Pangdam Diponegoro

"Sekali lagi, merumuskan kebijakan yang tepat, melakukan langkah-langkah dan kepemimpinan yang tepat di lapangan dan memberikan sekali lagi pernyataan yang sangat berempati kepada rakyat," tuturnya.

Kenaikan Masih Wajar 

PT Pertamina (Persero) menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya Pertamax masih terjangkau.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan, kenaikan harga BBM Pertamax guna menekan beban keuangan Pertamina.

Hal itulah yang membuat harga BBM harus disesuaikan.

Diketahui, saat ini harga minyak dunia masih berada diatas 100 dolar Amerika Serikat per barelnya.

Petugas SPBU di Pekalongan, Jawa Tengah, sedang melayani pembeli Pertamax
Petugas SPBU di Pekalongan, Jawa Tengah, sedang melayani pembeli Pertamax (Tribunnews.com / Hendra Gunawan)

Ini membuat harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 berada di angka 114,55 dolar AS per baller.

Harga inipun melok lebih dari 56 persen sejak periode bulan Desember 2021 yang mana 73,36 dolar AS per barelnya.

Lebih lanjut, Irto mengatakan, Pertamina dalam menaikan harga Pertamax masih tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

"Harga baru masih terjangkau, khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," ungkapnya.

Baca juga: Sepi Selama 2 Tahun, Destinasi Kerta Gosa Akhirnya Dikunjungi Rombongan Wisatawan Asing

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat,  harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya,” jelas Irto, diktuip Tribun-Bali.com dari Tribunnews.com  pada Rabu 6 April 2022 dalam artikel berjudul Pertamina Sebut Harga Terbaru Pertamax Masih Jauh dari Harga Keekonomian

Oleh karena itu, harga Pertamax tersebut tetaplah lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis.

"Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelasnya sesuai rilisan yang diterima Tribunnews.com.

Sebelumnya Kementerian ESDM sempat menyatakan terkait pertimbangan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp. 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp. 16.000 per liter.

Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya.

"Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved