Berita Gianyar

Warga di Gianyar Mengakhiri Hidup Diduga karena Mengidap TBC

Polsek Gianyar menduga PMOA mengakhiri hidup karena tak kuat mengidap penyakit TBC atau batuk menular yang mematikan

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Prima
Ilustrasi mayat. Warga di Gianyar Mengakhiri Hidup Diduga karena Mengidap TBC 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Warga di Gianyar Nekat Mengakhiri Hidup Diduga karena Mengidap TBC.

Masyarakat Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Bali, digegerkan kasus diduga mengakhiri hidup, Selasa 12 April 2022 pukul 07.30 Wita.

Pelaku bunuh diri tersebut merupakan Ir. PMOA (60). Tidak diketahui secara pasti penyebab PMOA tewas.

Namun pihak kepolisian Polsek Gianyar menduga PMOA mengakhiri hidup karena tak kuat mengidap penyakit TBC atau batuk menular yang mematikan. 

Berdasarkan data dihimpun, kasus ini pertama kali diketahui oleh menantu PMOA, Luh PS (30).

Baca juga: Diduga Nekat Mengakhiri Hidup, Seorang Perempuan Tewas di Kamar Mandi Kantor Satpol PP Denpasar

Dimana saat itu yang bersangkutan hendak membawakan bubur untuk PMOA.

Sebelum masuk kamar, Luh PS sempat mengetuk pintu dan memanggil PMOA .

Namun saat itu tidak ada sahutan, dan PMOA pun tidak membuka pintu kamarnya. 

Karena mengira PMOA masih tidur, Luh PS pun pergi melakukan aktivitas lainnya, yakni mebanten ke dapur.

Namun setibanya di dapur, ia kaget saat melihat dari jendela dapur, PMOA sudah dalam kondisi tergantung di rangka plapon dapur.

Panik akan hal tersebut, ia pun langsung berlari mencari saksi dua, I Nyoman S yang berada di warung depan rumah PMOA.

Selanjutnya I Nyoman S memanggil tetangga dan membantu menurunkan PMOA, kemudian dibawa ke kamar PMOA.

Kapolsek Gianyar Kompol I Putu Gede Putra Astawa membenarkan hal tersebut.

Kata dia, setelah mendapatkan laporan tentang orang yang ditemukan tergantung di dapur, pihaknya langsung mendatangi TKP, mengumpulkan keterangan saksi dan berkoordinasi dengan pihak lainnya. 

"Hasil penanganan TKP, TKP adalah berupa dapur. PMOA dalam keadaan tergantung di rangka plapon dapur dengan mempergunakan kain selendang warna hijau.

Baca juga: Diduga Alami Depresi, Ketut P Ditemukan Mengakhiri Hidup di Kandang Babi

Di bawah PMOA tergantung terdapat sebuah kursi plastik warna hijau,  sebuah tangga besi, dan sepasang sandal milik PMOA," ujar Kapolsek. 

Sementara pemeriksaan yang dilakukan di kamar PMOA, kata dia, di sana tidak terdapat hal yang mencurigakan.

Namun ditemukan selembar kertas yang bertuliskan “Tabungan Rp 20 juta di Pak YB buat ngelanjutkan (pelinggih) piasan belum bayar lagi Rp 10 juta. Deposito 60 jt buat D.

"Diduga itu dibuat oleh PMOA sebelum ditemukan tewas di dapur," tandas Kapolsek Gianyar. 

Terkait hasil pemeriksaan luar pada tubuh PMOA yang dilakukan Dokter Puskesmas 1 Gianyar, dr. Dayu Ratna tidak menemukan tanda-tanda tindak kekerasan.

Dimana tanda-tanda yang ada adalah tanda seseorang telah mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Diantaranya, PMOA meninggal sekitar enam jam sebelum pemeriksaan. terdapat luka jeratan pada leher, keluar cairan air mani pada kemaluan dan darah.

Kapolsek Gianyar Kompol Astawa mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, diketahui selama ini PMOA mengidap TBC.

"Kemungkinan besar penyebab PMOA gantung diri dikarenakan mengalami sakit TBC yang tidak kunjung sembuh, dan sudah rutin berobat.

Dari hasil olah TKP dan dari hasil pemeriksaan dokter pihak PMOA meyakini bahwa kejadian tersebut adalah murni gantung diri yang dilakukan PMOA dan sementara dari pihak keluarga menerima kejadian tersebut adalah merupakan musibah," tandas Kapolsek Gianyar.

Baca juga: Sempat ke Warung Bayar Utang, Ibu Muda Ditemukan Tewas Mengakhiri Hidup di Payangan Gianyar

DISCLAIMER:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan.

Baca juga: Pria di Bangli Ditemukan Tewas di Kandang Babi, Diduga Nekat Mengakhiri Hidup karena Sakit Menahun

Terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri.

Jangan ragu bercerita dan konsultasi ke profesional.

Atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved