Berita Nasional
POLDA NTB Ambil Alih Kasus Korban Begal Jadi Tersangka: Kami Akan Buat Kasusnya Menjadi Terang
Polda NTB mengambil alih kasus Amaq Sinta, korban begal jadi tersangka dari Polres Lombok Tengah
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, MATARAM – Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) telah mengambil kasus korban begal yang menjadi tersangka yang terjadi di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Pengambilalihan kasus tersebut dilakukan Polda NTB pada Kamis 14 April 2022, usai kasus tersebut menimbulkan pro kontra di masyarakat.
"Bahwa penanganan yang dilakukan di Polres Lombok Tengah pada hari ini sudah ditangani oleh Polda NTB, dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB, " kata Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto dikutip Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Sabtu 16 April 2022 dalam artikel berjudul Polda NTB Ambil Alih Kasus Begal yang Jadikan Korban sebagai Tersangka.
Lebih lanjut, ia menuturkan alasan dibalik pengambilan alih kasus tersebut merupakan bentuk rangkaian dari tindak penyidikan demi membuka kasus tersebut secara jelas.
Dan ia pun berharap lewat diambil alihnya kasus tersebut dari Polres Lombok Tengah dapat menentukan tersangka sebenarnya.
Baca juga: Pelaku Tampak Tenang Saat Rekonstruksi, Bagus Dicekik di Dalam Mobil Lalu Diseret ke Semak-semak
"Beri kesempatan kami untuk membuat terang perkara pidananya dan menentukan tersangka dalam peristiwa tersebut dan akan kami sampaikan pada masyarakat," kata Djoko.
Djoko menjelaskan, kasus yang sedang menjadi sorotan publik tersebut berawal dari informasi yang diterima Polres Lombok Tengah pada Minggu (10/4/2022) pukul 01.30 wita.
Saat itu, di Jalan Raya Dusun Babila, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, terdapat dua orang tergeletak bersimbah darah.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan korban begal, Amaq Sinta (34), sebagai tersangka karena membuat dua begal yang hendak mengambil motornya terbunuh.
Selain itu, polisi juga telah mengamankan dua begal lainnya yang selamat dalam kejadian itu.
Kronologi
Dikutip Tribun-Bali.com dari TribunLombok.com pada Sabtu 16 April 2022 dalam artikel berjudul Detik-detik Menegangkan Amaq Sinta Diadang 4 Begal: Jalannya Memang Gelap, Saya Ditebas Berkali-kali, diketahui aksi tersebut terjadi pada Minggu 10 April 2022 sekitar pukul 24.00 WITA.
Saat itu, Sinta tengah mengendarai motornya seorang diri.
Ia pun diadang empat begal di Jalan Raya Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketika itu, Amaq Sinta hendak mengantar makanan dan air hangat dalam termos untuk keluarga yang tengah menjaga ibunya yang sakit dan dirawat di rumah sakit di Lombok Timur.
Di perjalanan yang sepi dan gelap itu, Sinta diikuti oleh empat orang, yang ternyata begal. Para begal terus mendekat, menyerempet motor Sinta.
Namun, dia masih bisa menghindar, hingga akhirnya mereka mengadang Amaq Sinta yang seorang diri.

"Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya bawa. Di tengah jalan saya diadang, ditanya mau ke mana dan langsung ditebas tangan saya, kemudian punggung serta pinggang saya ditebas menggunakan samurai," kata Amaq Sinta saat ditemui di rumahnya di Dusun Matek Maling, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Kamis 14 April 2022.
Karena dihadang, Amaq Sinta terpaksa turun dari motor.
Ia turun dari arah kiri dan langsung ditebas seorang begal yang berbadan besar sebanyak dua kali. Begal lainnya juga turun dari motor dan ikut menyerang Amaq Sinta.
Baca juga: Penggusuran Puluhan Bangunan di Pantai Berawa Canggu, Kadek: Gelisah Tapi Gimana Lagi
"Saya melawan, daripada saya mati. Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena mereka yang duluan menyerang saya membela diri. Seandainya dia tidak melakukan kekerasan pada saya dan mengadang, saya ingin lari. Tapi dia justru menebas saya berkali-kali," katanya.
Dengan pisau dapur itu, Amaq Sinta menonjok seorang begal yang menyerangnya. Pisau dapur itu mengenai dada kiri begal.
Begal lainnya masih menyerang, sementara Amaq Sinta terus bertahan membela diri.
Sampai akhirnya, dua dari empat begal menjauh sekitar 400 meter. Seiring dengan itu, seorang begal mengambil sepeda motor milik Sinta.
Amaq Sinta mengejar begal yang akan membawa kabur motor itu dan menusuknya dari arah belakang hingga terkapar.
Melihat dua rekannya roboh bersimbah darah, dua begal lainnya melarikan diri.
Setelah itu, Amaq Sinta mengaku sempoyongan di tengah jalan dan bergerak ke pinggir jalan.
Beberapa kali ia berteriak minta tolong, namun tak ada satupun warga yang keluar menolongnya.
Setelah dini hari, barulah warga keluar beramai-ramai melihat dua begal bersimbah darah.
Sinta yang terduduk di tepi jalan diberi minum dan menceritakan apa yang dialaminya, hingga akhirnya pulang ke rumahnya di Dusun Matek Maling.
Baca juga: KISAH Heroik Sinta Lawan 4 Begal Saat Urusi Ibu di RS, Emosi Tangan Ditebas, Dilawan hingga 2 Tewas
Ia menenangkan diri di dalam rumah seharian karena tubuhnya yang ditebas masih terasa sakit.
Meski begitu, tidak terlihat ada luka di sekujur tubuh Amaq Sinta, hanya ada goresan kecil atau seperti goresan merah di bagian punggungnya.
Tidak ada bekas luka yang menganga.
"Tuhan memberi perlindungan pada saya, tidak ada ilmu kebal. Saya ini orang tidak sekolah, hanya petani tembakau," ujarnya dengan senyum tipis sambil memegang punggungnya yang masih terasa sakit.
Amaq Sinta mengaku bahwa baju yang dikenakannya saat kejadian robek sesuai tebasan pelaku, namun tubuhnya sama sekali tidak mengalami luka.
"Melihat senjata yang dipakai saat menebas tangan saya, mungkin tangan saya sudah putus, tapi saya tidak apa-apa karena Tuhan melindungi," katanya.
(*)