Berita Denpasar

Tekad Sekuat Baja, Luh Ari Wanita Asal Buleleng Tak Gengsi Kerja Kuli Bangunan

Tekad Sekuat Baja, Luh Ari Wanita Asal Buleleng Tak Gengsi Kerja Kuli BangunanTekad Sekuat Baja, Luh Ari Wanita Asal Buleleng Tak Gengsi Kerja Kuli B

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Luh Ari Novi Anti seorang wanita berumur 28 tahun yang bekerja sebagai kuli bangunan. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hujan tampak membasahi 'Bumi Keris' sejak pagi tadi, Rabu 20 April 2022.

Sebagian orang tetap melaksanakan aktivitasnya seperti biasa.

Termasuk, Luh Ari Novi Anti seorang wanita berumur 28 tahun yang tetap bekerja walaupun cuaca sedang tak mendukung.

Bukan pekerjaan biasa, wanita asal Desa Les, Tejakula, Buleleng itu kesehariannya bekerja sebagai kuli bangunan. Ketika ditemui, Ari begitu sapaannya terlihat sedang mengaci atau menghaluskan tembok dengan semen yang bercampur air. Jari-jari panjangnya tampak lihai menempelkan adonan semen tersebut ke dinding yang sudah dihaluskan.

Kepada, Tribun Bali, Ari mulai menceritakan bagaimana mulanya ia bisa terjun ke pekerjaan yang dapat membuat kulit tangannya kasar tersebut.

"Dari tahun 2020 saya benar-benar bekerja sebagai kuli bangunan karena pandemi kemarin, sebenarnya awalnya saya bekerja disalah satu perusahaan retail. Karena tempat perusahaan retailnya di tempat pariwisata, jadinya sepi banget dan saya dirumahkan," ungkap, Ari.

Setelah dirumahkan kontrak bekerja Ari di perusahaan tersebut juga sudah habis.

Dari sanalah ia berpikir lebih baik bekerja menjadi kuli bangunan daripada hanya berdiam diri dikampung halaman. Ari pun mengaku sama sekali tidak malu atau gengsi melakoni pekerjaan yang berkaitan dengan pasir dan semen ini.

"Enggak (tidak ada rasa gengsi) sama sekali tidak gengsi. Buat apa gengsi yang penting kan menghasilkan uang dan halal

Kalau menurut saya sih tidak apa-apa sama saja kerjaanya. Kalau dulu kerja di toko retail itu memang bersih kelihatannya kerjanya bagus juga. Kalau di sini meskipun kerjanya agak berat dan kotor tapi tidak masalah sama saja uangnya menurut saya dijalanin saja," tambahnya.

Tak sendiri, Ari bekerja menjadi kuli bangunan dengan keluarganya yakni ayah, kakak, ipar, paman dan bibinya.

Sejak tahun 2020 menggeluti pekerjaan ini, sudah tujuh bangunan ia bantu pengerjaannya.

Wanita yang menjadi kuli bangunan ditempat Ari bekerja bukanlah Ari seorang.

Terdapat dua orang wanita lainnya yakni bibi dan kakak kandungnya. Ari pun mengakui, terdapat perbedaan porsi kerja pada perempuan dan laki-laki ketika menjadi kuli bangunan.

"Kalau pekerjaan wanita itu biasanya hanya sebagai peladen (pembantu tukang) misalnya ada tukang sedang memasang keramik nanti saya yang bawakan adonan semennya. Ada juga yang di bagian finishing seperti ngaci, atau menge-cat tembok. Kalau yang laki-laki lebih berat kerjannya buat pondasi, masang keramik dan lain-lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved