Konflik Rusia vs Ukraina

AS Minta Rusia Bayar Sebagian Biaya Pembangunan Ukraina, Butuh Rp100 Trliun Per Bulan

Presiden Bank Dunia memperkirakan kerugian fisik bangunan dan infrastruktur Ukraina akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia mencapai 60 Miliar USD

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Widyartha Suryawan
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang tentara Rusia berpatroli di jalan Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang di Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON – Presiden Bank Dunia, David Malpas memperkirakan kerugian fisik bangunan dan infrastruktur Ukraina akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia mencapai 60 Miliar USD atau sekitar Rp 861 Triliun.

Hal tersebut disampaikan Davi dalam konferensi Bank Dunia yang diadakan di Washington D.C Amerika Serikat pada Kamis 21 April 2022.

Jumlah tersebut tidak termasuk biaya ekonomi. Terus berlangsungnya invasi yang dilancarkan Rusia ke Ukraina, membuat nominal kerugian akan bertambah.

"Tentu saja perang masih berlangsung, sehingga biayanya meningkat," kata Malpass.

Dilansir Tribun-Bali.com dari CNA pada Jumat 22 April 2022, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidato virtualnya di konferensi tersebut, menguraikan biaya dan kebutuhan pembiayaan yang jauh lebih besar.

Ia mengatakan kepada delegasi yag hadir dalam konferensi tersebut jika Ukraina membutuhkan 7 Miliar USD atau setara Rp100 Triliun per bulan untuk menanggung  kerugian ekonomi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke negaranya.

"Dan kita akan membutuhkan ratusan miliar dolar untuk membangun kembali semua ini nanti," kata Zelensky.

Baca juga: PUTIN Klaim Rusia Menang Besar Usai Bebaskan Mariupol Ukraina

Lebih lanjut, ia pun meminta kepada komunitas global perlu segera mengeluarkan Rusia dari lembaga keuangan internasional, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dan lainnya.

Serta dirinya pun meminta kepada seluruh negara harus segera bersiap untuk memutuskan semua hubungan dengan Rusia.

Dalam sela-sela pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia melibatkan pejabat keuangan dari sejumlah negara, termasuk Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang sebelumnya mengatakan jika Amerika Serikat akan menggandakan bantuan non-militer langsungnya sebesar 1 Miliar USD atau sekitar Rp 14 Triliun.

Lebih lanjut, Zelensky menyerukan negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi dan membekukan aset Rusia untuk menggunakan uang itu untuk membantu membangun kembali Ukraina setelah perang dan membayar kerugian yang diderita oleh negara lain.

Menkeu AS: Rusia Harus Menanggung Sebagian Biaya Pembangunan Ukraina

Pada konferensi pers tersebut, Menteri Keuangan AS Yellen mengatakan Rusia harus menanggung sebagian dari biaya pembangunan kembali Ukraina.

"Jelas bahwa biaya pembangunan kembali, pada akhirnya, di Ukraina akan sangat besar," kata Yellen.

“Melihat ke Rusia dengan satu atau lain cara untuk membantu menyediakan sebagian dari apa yang diperlukan untuk membangun Ukraina adalah sesuatu yang saya pikir harus kita kejar,” lanjutnya.

Namun ia memperingatkan bahwa menggunakan cadangan bank sentral Rusia yang disita di Amerika Serikat untuk membangun kembali Ukraina akan menjadi langkah signifikan yang memerlukan diskusi dan kesepakatan dengan mitra internasional.

"Itu salah satu yang Anda perlu hati-hati memikirkan konsekuensinya," kata Yellen.

Baca juga: Konflik Ukraina Rusia: Putin Kirim Psywar Luncurkan ICBM Sarmat, Pentagon Sebut Bukan Ancaman AS

"Aku tidak ingin melakukannya (menggunakan cadangan bank sentral Rusia yang disita) dengan enteng,” imbuhnya.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, yang menghadiri konferensi secara langsung, mengatakan PDB Ukraina bisa turun 30 persen menjadi 50 persen, dengan kerugian langsung dan tidak langsung sebesar US$560 miliar sejauh ini.

Jumlah itu lebih dari tiga kali ukuran ekonomi Ukraina, pada US$155,5 miliar pada tahun 2020, menurut data Bank Dunia.

"Jika kita tidak menghentikan perang ini bersama-sama, kerugian akan meningkat secara dramatis," kata Shmyhal, seraya menambahkan bahwa Ukraina akan membutuhkan rencana pembangunan kembali yang serupa dengan Rencana Marshall pasca-Perang Dunia II yang membantu membangun kembali Eropa yang dilanda perang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved