Berita Ekonomi
Begini Proses Cetak hingga Pemusnahan Uang Gunakan Digitalisasi
Perwakilan Bank Indonesia Bali melakukan Capacity Building Media terkait proses mencetak uang hingga pemusnahannya dengan menggunakan metode digitalis
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Nantinya proses digitalisasi ini tidak akan mempengaruhi uang konvensional. Karena dalam hal ini digitalisasi merupakan proses perencanaan, di mana sebelum mencetak uang kartal sampai penyediaan uang setelah dicetak menggunakan digitalisasi.
"Ini prosesnya yang digitalisasi kan bukan uangnya. Kalau uangnya masih uang kertas uang kartal tapi yang digitalisasi prosesnya sampai pemusnahan. Nantinya uang yang sudah dicetak atau yang akan dimusnahkan tidak dihitung secara manual melainkan dengan alat," tandas, Trisno.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat jumlah uang yang diedarkan berdasarkan data outflow pada Triwulan I 2022 di wilayah Bali sebesar Rp1.524 miliar atau rata-rata setiap bulannya sebesar Rp508 miliar.
Kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022 yang diproyeksikan sebesar Rp 1.915 miliar atau meningkat sebesar Rp1.407 miliar atau sebesar 277% bila dibandingkan dengan rata-rata perbulan pada Triwulan I 2022.
Peningkatan permintaan uang di masyarakat tersebut tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah bagi pelaku perjalanan dalam negeri yang tidak memerlukan tes rapid antigen bagi yang sudah memiliki vaksin dosis ketiga (booster) serta kebijakan bagi pelaku perjalanan luar negeri yang hanya wajib melakukan tes PCR sebelum keberangkatan dan bebas karantina. Kebijakan ini berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan dan aktivitas ekonomi di provinsi Bali.
Untuk memenuhi peningkatan permintaan uang Rupiah tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp4.900 miliar atau 4 kali lebih besar dari kebutuhan. (*)