Berita Bali
Transaksi Naik Dua Kali Lipat di Pegadaian Klungkung, Warga Ramai Tebus Gadaian Jelang Lebaran
Jelang lebaran, transaksi di Pegadaian Cabang Klungkung mengalami peningkatan.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Jelang lebaran, transaksi di Pegadaian Cabang Klungkung mengalami peningkatan.
Tren peningkatan transaksi terjadi pada warga yang menebus barang yang digadaikan.
Plt Pimpinan Pegadaian Cabang Klungkung Pande Putu Widiartha mengungkapkan, peningkatan tren transaksi di Pegadaian Cabang Klungkung sudah terjadi sejak sepekan belakangan.
Jelang Lebaran ini, dalam sehari pihak pegadaian bisa melayani 30 sampai 40 transaksi dengan nilai omzet ratusan juta atau naik dua kali lipat jika dibanding hari-hari normal rata-rata ada 20 transaksi dengan omzet puluhan juta.
Baca juga: Warga Ramai Tebus Gadaian Jelang Lebaran 2022 di Pegadaian Cabang Klungkung
"Jelang Lebaran ini memang ada peningkatan transaksi. Sebelum mudik warga ramai melakukan penebusan," ujar Pande Putu Widiartha saat ditemui di kantornya, Selasa 26 April 2022.
Ia mengatakan, jelang hari-hari raya keagamaan, biasanya transaksi penebusan memang mengalami tren peningkatan.
Lantaran barang-barang yang digadaikan biasanya akan digunakan saat hari raya.
"Bisanya benda yang banyak digadaikan itu perhiasan emas. Jelang mudik, perhiasan emas itu ditebus dan dipakai saat lebaran. Sama halnya kalau hari raya di Bali, banyak yang tebus emas atau bokor untuk dipakai. Nanti lewat hari raya, barang itu terkadang balik digadaikan lagi," ungkapnya.
Selain itu, adanya tunjangan hari raya serta gaji ke-13 juga menjadi alasan banyak warga yang melakukan transaksi penebusan jelang hari raya besar keagamaan.
"Nasabah di Pegadaian Cabang Klungkung didominasi oleh pegawai, baik itu PNS atau swasta. Sehingga saat Lebaran seperti ini, banyak pegawai dapat THR. Karena ada uang lebih, mereka melakukan penebusan," jelasnya.
Ia memprediksi puncak transaksi di Pegadaian Cabang Klungkung akan terjadi pada pekan ini.
Menurutnya, tren transaksi warga di Pegadaian ini sudah mulai membaik, setelah sempat menurun signifikan akibat pandemi Covid-19.
"Saat puncak pandemi, memang omzet di Pegadaian Cabang Klungkung sempat menurun. Dari pertengahan tahun lalu, tren transaksi warga sudah mulai membaik," jelasnya. ()
Tak Pengaruhi Permintaan di Bangli
JELANG hari raya Idul Fitri, sejumlah masyarakat di beberapa daerah biasanya berbondong-bondong ke Pegadaian untuk menebus barang.
Kendati demikian hal tersebut tak berlaku di Kabupaten Bangli.
Di Kabupaten ini, ramainya masyarakat ke Pegadaian justru untuk menggadaikan barang.
Hal tersebut dikatakan Pimpinan Cabang Pegadaian Bangli, I Made Alit Yadnya, Selasa 26 April 2022.
Menurut Alit, animo masyarakat untuk menebus barang jelang Idul Fitri, kebanyakan hanya berlaku di wilayah Bali barat.
Kondisi ini mengakibatkan pinjaman kepada nasabah atau Outstanding Loan (OSL) menurun.
"Dari tahun ke tahun kondisinya memang demikian. Salah satunya terjadi di Kabupaten Jembrana," ucapnya.
Sementara wilayah Bali timur seperti Bangli, justru tidak memiliki efek apa pun jelang hari raya Idul Fitri ini. Malahan diakui pinjaman para nasabah semakin meningkat.
"Hal ini salah satunya karena jumlah umat muslim di Bangli yang cenderung minoritas," katanya.
Di sisi lain, meningkatnya OSL di Pegadaian Bangli karena saat ini tengah memasuki masa panen.
Sehingga para saudagar/pengepul mulai menggadaikan barang-barangnya sebagai modal untuk memborong hasil kebun (majeg).
Berdasarkan data, Alit menyebut dari enam Unit Pembantu Cabang (UPC), ada dua diantaranya yang terkena dampak peningkatan OSL. Yakni UPC Kintamani dan UPC Penelokan.
Untuk UPC Kintamani, lanjutnya, peningkatan pinjaman mencapai Rp 2,3 miliar dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pegadaian untuk Lulusan Minimal SMA
Sedangkan UPC Penelokan, peningkatan mencapai Rp. 1,5 miliar.
"Kalau yang lainnya juga naik, namun tidak sebanyak dua UPC itu," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagian besar atau hampir 96 persen warga Bangli menggadaikan barang dalam wujud perhiasan emas.
Selebihnya dalam wujud BPKB.
"Sebaliknya kalau barang elektronik cenderung jarang. Untuk gadai perhiasan emas, secara teori pencairannya butuh waktu sekitar 15 menit. Namun itu tergantung jumlah nasabah yang mengantre. Kalau sedikit, jangankan 15 menit, 5 menit pun bisa cair," tegasnya.
Alit menambahkan, tren tingginya permintaan gadai di pegadaian ini akan terus berlanjut hingga beberapa bulan kedepan.
Puncaknya adalah bulan Agustus.
"Nanti setelah Agustus, perlahan mereka (saudagar) menebus barangnya. Sehingga OSL kami menurun. Akan tetapi beberapa bulan setelahnya mulai meningkat lagi, namun giliran petani. Karena mereka sudah memasuki musim tanam," tandasnya. (mit/mer)
Kumpulan Artikel Bali