Berita Gianyar

VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis

VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
Tangkapan layar.
VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis.

Konten video yang diduga bernada penghinaan terhadap pementasan calonarang di sebuah pura viral di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan suasana malam hari di sebuah pura yang sepertinya akan menggelar pementasan drama tari calonarang.

Namun, bukan itu yang menjadi persoalan. Warganet menyayangkan pembuat konten video yang menyandingkan pertunjukan calonarang dengan 'ngalih lont*' atau mencari pelacur.

Tak hanya itu, pengunggah video juga menunjukkan alat kontrasepsi berupa kondom di tengah keramaian orang berpakaian adat yang lalu lalang.

Sontak, konten nyeleneh itu dihujat habis-habisan oleh warganet di Bali.

Belakangan diketahui, suasana dalam video tersebut ternyata berlokasi di Pura Samuantiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar.

Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan, Jumat 29 April 2022 sangat menyayangkan postingan tersebut.

Video tersebut diperkirakan dibuat tiga hari lalu, saat adanya pementasan Calonarang. 

Kata dia, berdasarkan latar belakang dalam video, lokasi pembuatan video tersebut memang berada di Pura Dalem Puri atau di sebelah timur Pura Samuantiga.

Untuk diketahui, Pura Dalem Puri ini juga masih berkaitan dengan Pura Samuantiga.

"Tatanan bangunan dan latar belakangnya kita tahu itu di Pura Dalem Puri yang merupakan bagian dari Pura Samuantiga," ujar Ariawan. 

Ariawan mengetakan pihaknya mengetahui adanya postingan tersebut pada Kamis 28 April 2022 saat dirinya mengikuti ritual melasti serangkaian piodalan Pura Samuantiga.

Ia mendapat informasi itu dari para pemuda setempat.

"Ada warga yang melaporkan lewat WA. Setelah saya lihat, saya sangat kaget. Saya langsung mengundang yang membuat postingan untuk bertemu langsung dengan saya. Tadi pagi dia menyatakan akan hadir ke sini. Tapi jam belum tentu. Rencana hadir minta maaf, yang bersangkutan warga Tabanan," ujar Ariawan saat ditemui di kantor desa pukul 10.00 Wita.

Buat Klarifikasi Sambil Nangis

Penelusuran Tribun Bali, tak lama setelah video nyeleneh tersebut viral, sang pengunggah video kemudian membuat klarifikasi.

Dalam video klarifikasi tersebut, remaja pria yang diketahui berasal dari Tabanan itu meminta maaf sembari menangis.

Meski meminta maaf, ia berkilah bahwa postingan tersebut dibuat oleh temannya.

"Saya mau mengklarifikasi tentangvideo saya itu. Itu bukan saya bermaksud berbuat yang aneh-aneh," kata remaja pengunggah video viral tersebut.

"Tidak tahu bakal seperti ini... Saya tahu saya salah, tapi saya mohon maaf sebesar-besarnya," imbuhnya kemudian menangis.

Menanggapi klarifikasi itu, Kades Bedulu, Ariawan menegaskan klarifikasi lewat video tersebut belum cukup.

"Dia sudah minta maaf di medsos. Tapi kami tak ingin hanya seperti itu. Harus bertemu dengan saya dan prajuru adat dan prajuru Pura Samuantiga. Perlu diketahui bahwa Pura Samuantiga diempon oleh lima desa adat dan 12 banjar adat," ujarnya. 

Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan
Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan (Tribun Bali/Eri Gunarta)

Ariawan  menegaskan, perbuatan yang bersangkutan harus dipertanggungjawabkan secara sekala dan niskala.

Secara sekala, kata Ariawan, ia wajib meminta maaf di hadapan prajuru.  Sedangkan secara niskala, yang bersangkutan wajib menghaturkan guru piduka di Pura Dalem Puri dan Pura Samuantiga.

Jika yang bersangkutan tidak mau melakukannya, Ariawan menyebut tak menutup kemungkinan akan dibawa ke jalur hukum.

"Kalau yang bersangkutan tidak datang, kita beri waktu paling lambat tiga hari. Kalau tak datang, maka kami akan limpahkan ke penegak hukum karena kelakuannya sudah termasuk penistaan agama," tandasnya.

Dia melanjutkan, postingan tersebut tidak bisa dianggap remeh. Sebab, akan berdampak negatif terhadap kelangsungan adat dan kebudayaan di Bali.

"Kami hanya ingin memberikan efek jera pada anak muda yang menghalalkan segala cara untuk konten. Adat dan budaya tak boleh dipakai ajang main-main.

Pesan saya terhadap seluruh masyarakat, bijaklah kita menggunakan medsos. Zaman sekarang, hitungan  detik, ribuan mata yang melihat," tandasnya.  (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved