Libur Lebaran 2022
Libur Lebaran 2022, Okupansi Villa dan Hotel di Ubud Capai 80 Persen
Momen liburan Lebaran tahun 2022, tentu saja kembali mendatangkan wisatawan ke Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Momen liburan Lebaran tahun 2022, tentu saja kembali mendatangkan wisatawan ke Bali.
Pasalnya sudah sejak lama, Pulau Dewata menjadi tujuan wisata saat liburan.
Hal ini tentu saja, akhirnya berdampak terhadap tingkat hunian atau okupansi.
Baca juga: WASPADA! Anak Meninggal Idap Hepatitis Akut, CDC Sebut Virus Biang Keroknya
Tak terkecuali untuk villa dan hotel di Ubud, Gianyar, Bali.
Dimana tingkat okupansi mencapai 78-80 persen.
Hal tersebut dikatakan Ketua PHRI Gianyar, Pande Adit, Rabu 4 Mei 2022.
Baca juga: VIRAL! Bule Melalung Berulah Foto Bugil di Tabanan
Namun demikian, Adit memprediksi hal tersebut tidak akan berlangsung lama.
Sebab okupansi saat ini masih didominasi wisatawan domestik.
Dimana per 6 Mei 2022, diprediksi akan kembali ke kota mereka masing-masing.
Lantaran hari libur panjang akan berakhir di 9 Mei ini.
Kepada wartawan, Adit mengatakan, peningkatan terjadi secara signifikan setiap harinya.
Namun, kata dia, 6 Mei ini akan kembali mengalami penurunan.
Baca juga: MOMEN Presiden Jokowi Gendong Cucu-cucunya di Istana Kepresidenan
"Sejak awal libur panjang, terjadi peningkatan kunjungan setiap harinya, sehingga saat ini okupansi villa dan hotel di Ubud mencapai 78 sampai 80 persen. Kemungkinan ini hanya sampai tanggal 5 Mei, sebab tanggal 6 Mei sudah mulai turun," ujarnya.
Prediksi pria asli Gianyar tersebut, hal itu lantaran wisatawan yang banyak saat ini merupakan wisatawan domestik.
Dimana seperti diketahui, libur panjang nasional hanya sampai 9 Mei 2022 saja.
Karena itu, Jumat 6 Mei, mereka sudah harus berkemas-kemas meninggalkan Bali.
Terutama mereka yang berlibur menggunakan kendaraan pribadi.
Sebab mengantisipasi kemacetan arus balik mudik.
Baca juga: WASPADA Hepatitis! Kemenkes Peringatkan Masyarakat Bahayanya
"Membludaknya kunjungan wisatawan saat ini, karena Lebaran tahun lalu kan ada pengetatan melalui aturan PPKM. Mungkin itu yang menyebabkan orang-orang kangen dan haus liburan. Ini seperti liburan balas dendam, sehingga sangat membludak," terangnya.
Pihaknya berharap kewajiban test PCR, dari daerah asal dihapus saja.
Karena peniadaan test PCR, juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
"PCR test dari daerah asal itu kalau bisa dihilangkan saja, cukup dengan vaksin saja. Karena tetangga kita Thailand sudah meniadakan test itu," tegasnya.
Lanjutnya, dengan dihapusnya test PCR, wisatawan tidak akan merasa was-was lagi.
"Karena selama ini mereka merasa was-was," imbuhnya.
Baca juga: WASPADA! Anak Meninggal Idap Hepatitis Akut, CDC Sebut Virus Biang Keroknya
Ekspektasi liburan sudah wah, sudah persiapan, tapi ketika test PCR menjadi acuan dan hasilnya tidak sesuai, maka rencana liburan mereka akan buyar.
"Maka mereka lebih memilih ke negara yang bebas test PCR," ujar Adit.
Sebelumnya diberitakan, Pariwisata Ubud yang berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, sudah mulai menggeliat, Rabu 4 Mei 2022.
Dimana wisatawan domestik (wisdom), dan wisatawan mancanegara (wisman), terlihat sudah banyak yang lalu lalang di sepanjang jalan.
Toko suvenir dan restoran yang sempat tutup, dan ada yang sempat beralih sebagai toko kelontong pun kini telah beroperasi normal.
Baca juga: VIRAL! Bule Melalung Berulah Foto Bugil di Tabanan
Pengusaha memfokuskan jasanya untuk kembali melayani wisatawan.
Selain itu, para sopir pariwisata yang selama dua tahun lebih sempat tak terlihat kini mulai mendapat job.
Banyak sopir sebelumnya, beralih profesi menjadi pedagang hingga buruh bangunan.
Mereka (sopir) berkumpul di luar Puri Agung Ubud, hingga sepanjang jalan di Ubud.
Menantikan adanya wisatawan yang menggunakan jasa mereka.
Di tengah mulai bangkitnya pariwisata Ubud ini, persoalan klasik kembali terlihat di sana.
Yakni larangan untuk sopir online.
Pada Rabu pagi, terlihat sopir online sedang mengangkut penumpang di depan Puri Agung Ubud.
Sontak seorang sopir konvesional mendekati, lalu meminta sopir online tersebut agar jangan lagi mengangkut penumpang ke Ubud.
Di tengah ramainya wisatawan, Puri Agung Ubud pun saat ini telah kembali dibuka.
Baik membuka pintu masuk puri, hingga membuka kembali pementasan seni.
Seperti diketahui, sebelum adanya situasi pandemi Covid-19, Puri Agung Ubud menyajikan pementasan kesenian pada malam hari.
Saat pandemi, pementasan sempat vakum karena sepinya wisatawan.
Ada hal yang berubah dari wajah Ubud saat ini.
Dimana, Pasar Tradisional Ubud yang menjual suvenir khas Bali, saat ini sudah rata dengan tanah.
Hal itu dikarenakan Pemerintah Kabupaten Gianyar, akan membangun ulang pasar tersebut.
Dimana pasar tersebut bukan hanya tertata dari segi kiosnya.
Tetapi juga akan disediakan baseman, agar pengunjung tidak parkir di bahu jalan lagi. (*)