Kisah Inspiratif

KISAH Inspiratif Pasutri Penjahit 'Panen' Rupiah Berkat Seragam Sekolah, Astra & Taman Bangkit Lagi!

Dari hasil menjahit itulah, mereka bisa menyekolahkan tiga anaknya, ada yang menjadi polisi, karyawan pariwisata dan pengusaha salon.

TRIBUN BALI - WAYAN ERI GUNARTA
PENJAHIT - Pasangan suami istri penjahit seragam sekolah, I Putu Astra (68) dan Desak Made Taman (65) saat melayani pelanggan. Penjahit senior asal Banjar Palak, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, kini disibukkan dengan pesanan pembuatan seragam sekolah, Rabu (29/10). 

TRIBUN-BALI.COM  - Program seragam sekolah gratis dari Pemkab Gianyar, yang hanya memberikan kain dan ongkos jarit untuk para siswa, telah membangkitkan profesi penjahit di Kabupaten Gianyar. Tak sedikit dari mereka yang sempat berpikir pensiun dini, karena sepinya konsumen, kini kembali bergairah.

Pasangan suami istri, I Putu Astra (68) dan Desak Made Taman (65), penjahit senior asal Banjar Palak, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh merupakan salah satu penjahit yang mendapat gairah karena program Pemkab Gianyar itu. 

Desak Taman mulai menjahit sejak tahun 1975 di perusahaan Cap Cili Gianyar. Setelah menikah pada 1981, ia memilih membuka usaha jahit sendiri bersama suaminya. Awalnya, Desak sempat berdagang di pasar, namun kemudian ikut membantu suaminya menjahit. 

Baca juga: ATENSI Lift di Pantai Kelingking, Pansus TRAP Surati Bupati Klungkung, Tanya Izin Proyek Darimana! 

Baca juga: ANTISIPASI, Pegawai Dinsos Dilatih Bahasa Isyarat, Tindaklanjut Kekerasan ke Penyandang Disabilitas!

Dari hasil menjahit itulah, mereka bisa menyekolahkan tiga anaknya, ada yang menjadi polisi, karyawan pariwisata dan pengusaha salon.

Namun, kata dia, sejak beberapa tahun ini, profesi sebagai penjahit pakaian sangat karut marut. Sebab pasar dikuasai oleh perusahaan konveksi. Karena itu, Banjar Palak yang dulu jumlah penjahitnya hampir tak bisa dihitung jari, kini hanya tersisa pasangan suami-istri ini.

“Dulu banyak tukang jahit di sini, sekarang tinggal kami berdua yang masih aktif,” ujar Desak Taman, Rabu (29/10). 

Adapun berkat program seragam sekolah gratis Pemkab Gianyar, kini suami istri tersebut kembali memiliki kesibukan dengan mesin jahitnya.

Saat ditemui, mereka tengah mengerjakan 15 set seragam sekolah. Setiap paket terdiri dari tiga baju dan dua celana atau rok, dengan ongkos jahit sebesar Rp325.000 per lima set. 

"Pesanan datang tidak hanya dari wilayah Blahbatuh, tetapi juga dari Kecamatan Gianyar. Biasanya satu setel selesai dalam satu setengah hari,” timpal Putu Astra.

Dirinya pun berterima kasih pada pemerintah, karena kembali mendapatkan pelanggan. "Setelah sekian lama konveksi besar mengambil alih, sekarang kami kembali mendapat kepercayaan menjahit pakaian anak sekolah. Semoga penjahit lain juga merasakan hal yang sama, dan ini jadi peluang emas bagi penjahit muda,” ujarnya. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved