Kisah Inspiratif
SOSOK Nyoman Yulianingsih, Berawal Jual Dupa Orang, Sekarang Bisa Buat Brand Sendiri, Ini Kiatnya!
Berbekal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, Nyoman Yulia hingga saat ini mampu menghasilkan omzet Rp50 juta sampai Rp60 juta per bulan.
TRIBUN-BALI.COM - Sejak 2018, Ni Nyoman Yulianingsih memulai perjalanan reseller dupa.
Tapi siapa sangka, dari hanya menjual produk orang lain, kini Nyoman Yulia justru memiliki industri dupa, produksinya sendiri.
“Awalnya saya seorang reseller dupa, saya mulai saat itu tahun 2018,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Ibu rumah tangga satu ini cukup giat, menjajakan usaha dupanya. Pasalnya dalam waktu dua tahun, ia akhirnya mampu memperbesar skala usahanya.
Berbekal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, Nyoman Yulia hingga saat ini mampu menghasilkan omzet Rp50 juta sampai Rp60 juta per bulan.
Baca juga: EMOSI Hasil Tes DNA Tak Identik, Lisa Mariana: Kalau Bukan Anak RK, Anak Tuyul? Kejar Sampai Akhirat
Baca juga: DARI Bahan Plastik, Topeng Raksasa Rama-Laksmana Berdiri, Pesan Ekologis di Panggung Bulfest 2025
“Karena penjualan saya cukup maju, BRI menawarkan saya pinjaman KUR karena saya sering kesana juga. Di sana saya mendapat pinjaman Rp150 juta,” ujarnya.
Dana tersebut ia pergunakan untuk membantu reseller kecil, dengan memberikan modal barang. Di perjalanan, karena ia merasa telah memiliki jaringan penjualan cukup luas, akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan pinjaman KUR tersebut untuk memproduksi sendiri sejak 2020.
Produksi dupa dilakukan di Br. Pemaron Delodan, Gang Angsoka nomor 5, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Hingga kini dalam sehari, ia bisa memproduksi 1.500 pcs dupa.
Usaha dupanya telah memberi penghidupan terhadap banyak orang. Selain mempekerjakan empat orang karyawan, ratusan reselernya tersebar di seluruh Bali hingga ke luar Bali. “Jadi kita juga mempekerjakan empat pegawai, sebelumnya kita belum ada pegawai,” ujarnya.
Sementara penjualan dilakukan secara online, lewat reseller, dan penjualan konsinyasi di puluhan toko. Area penjualannya mencakup Bedugul, Nusa Dua, Tabanan, Lampung, Lombok, Sulawesi, Kalimantan.
“Jadi modal yang diberikan BRI, full saya gunakan untuk modal usaha, membesarkan usaha dupa. Bahkan dari awalnya menggunakan mobil pribadi untuk mengirim barang, akhirnya sekarang kita punya satu armada khusus untuk pengiriman dan operasional usaha,” tuturnya.
Menurutnya, menjadi wirausaha modalnya hanya fokus dan konsisten. Ia berusaha konsisten agar tetap ada pemasukan dan penjualan setiap harinya.
Hal itu karena ia harus memenuhi kewajiban kredit. Selain itu, modal usaha yang didapatkan juga dikelola secara ketat, tidak bercampur dengan keuangan pribadi atau rumah tangganya.
Hal kecil dalam pengelolaan keuangan itu, cukup ampuh dalam mempertahankan keberlangsungan usahanya. “Semasih ada pinjaman, saya berusaha menggunakannya dengan ketat, setiap penjualan yang didapat, saya gunakan untuk diputar kembali untuk produksi, operasional usaha dan kewajiban membayar kredit. Sedangkan keuntungan yang saya dapat juga saya gunakan dulu untuk mengembangkan usaha,” ungkapnya.
Regional CEO BRI Region 17 Denpasar, Hery Noercahya, menyampaikan bahwa memang tujuan program KUR adalah untuk membantu pelaku usaha mengembangkan usahanya dan bisa naik kelas.
BRI pun ingin turut menumbuhkan pelaku usaha di Bali dan Nusa Tenggara agar semakin banyak yang menjadi wirausaha. Semakin banyak wirausaha maka akan tercipta kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (*)
KISAH Moka, Sang Anjing Bali Selamatkan Tuannya dari Bencana, Dia Jilat-jilat dan Garuk Kaki Ayu! |
![]() |
---|
SOSOK Kembar Cantik Sukses Kembangkan Pororo Kitchen, Usia Tak Jadi Halangan Jadi Pengusaha |
![]() |
---|
KISAH Pilu 3 Anak Yatim di Desa Antiga, Sepulang Sekolah Bantu Kakek Cari Rumput, Ingin Jadi Perawat |
![]() |
---|
SOSOK Pembudidaya Kunang-kunang, Wardika Ingin Anak Cucu Tahu, Ada 5 Peneliti di Rumah Konservasi |
![]() |
---|
KISAH Pertemuan Ayah &Ibu Soekarno, Perkuat Narasi Sejarah Lokal, 5 Abad SD 1 Paket Agung Jadi Saksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.