Berita Gianyar

Insiden Sembako Presiden di Bali, Seorang Warga Patah Kaki

Jero Mangku Sangging, Ni Ketut Megantari (35) asal Banjar Calo, Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali harus menjalani operasi patah tulang

Istimewa/Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi membagikan THR dan sembako kepada warga - Insiden Sembako Presiden di Bali, Seorang Warga Patah Kaki 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Jero Mangku Sangging, Ni Ketut Megantari (35) asal Banjar Calo, Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali harus menjalani operasi patah tulang kaki kanan di RSUD Sanjiwani, Gianyar, Jumat 6 Mei 2022.

Hal itu dikarenakan ia jatuh dari tembok usai Presiden Joko Widodo membagikan sembako dan baju kaos, Kamis 5 Mei 2022 sore, di Istana Tampaksiring, tempat Jokowi dan keluarga menginap selama di Bali.

Informasi dihimpun Tribun Bali, saat pembagian sembako tersebut, jumlah warga yang datang sangat banyak.

Yang datang bukan hanya warga yang tinggal di dekat istana, tetapi banyak dari mereka yang datang dari desa dan kecamatan luar Tampaksiring.

Baca juga: Jokowi Minta Pelihara Aset Budaya, Pesan Presiden Saat Kunjungi Pura Tirta Empul Gianyar

Sebagian besar mereka yang datang ini mendengar dari mulut ke mulut. Seperti halnya Mangku Megantari.

Sembako tersebut terdiri dari beras 5 kilogram (kg), minyak 1 liter, dan gula 1 kg.

Dan, bagi yang beruntung bisa mendapatkan baju kaos.

Keluarga Mangku Megantari, I Wayan Sudiarta saat ditemui di rumahnya yang masih dalam satu pekarangan dengan Mangku Megantari membenarkan bahwa Mangku Megantari mengalami patah tulang saat mencari sembako Presiden.

Di mana insiden tersebut terjadi saat korban hendak pulang karena kecewa tidak kebagian sembako.

Dikarenakan saat itu jalanan penuh orang, sehingga korban mencari jalan alternatif menaiki pagar.

Namun dikarenakan salah langkah, ia pun jatuh yang mengakibatkan kaki kanannya patah.

Pasca kejadian, korban langsung dibawa ke RSUD Sanjiwani oleh ambulans yang disiagakan dalam kunjungan Presiden.

"Tadi sudah operasi, sekarang masih di sana. Pembiayaannya, sepertinya ditanggung pemerintah. Kemarin saat kejadian rencananya mau pulang karena tidak dapat sembako. Karena jalan keluar penuh sesak lalu nyari jalan alternatif, naik pagar. Lalu jatuh. Tapi kemarin ada yang datang bawa sembako, saya tak tahu itu utusan langsung dari Presiden atau siapa," ujarnya.

Sudiarta mengungkapkan, sebelum korban akan ke Istana Presiden menggunakan sepeda motor, suami korban sudah melarang.

Namun larangan tak diindahkan.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved