Berita Bangli
Ribuan Orang Iringi Palebon AA Gde Bagus Ardana, Bade Tumpang Sembilan Roboh di Bangli
Ribuan masyarakat Bangli tumpah ruah mengiringi jenazah Anak Agung Gde Bagus Ardana, Sabtu 7 Mei 2022
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Ribuan masyarakat Bangli tumpah ruah mengiringi jenazah Anak Agung Gde Bagus Ardana, Sabtu 7 Mei 2022.
Hanya saja terdapat sedikit insiden dalam iring-iringan jenazah saat menuju ke Tunon.
Insiden tersebut terjadi saat iring-iringan bade melintas di Jalan Nusantara, tepatnya di sebelah barat Puri Agung Bangli.
Bade tumpang sembilan yang diusung oleh puluhan warga terhalang kabel yang melintang di atas.
Baca juga: Bade Tumpang Sembilan Patah saat Iring-iringan Menuju Tunon, Tersangkut Kabel
Alhasil kabel tersebut putus dan bade tumpang sembilan roboh.
Kendati demikian, kejadian itu tidak menyebabkan korban dari seluruh warga yang ikut mengiringi jenazah.
Dan prosesi iring-iringan berlangsung dengan aman.
Dikonfirmasi mengenai insiden tersebut, anak dari AA Ardana, Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana menjelaskan, sarana upacara dalam puncak palebon ini baik berupa bade, singa, ataupun ogoh-ogoh tingginya mencapai 7 meter setelah diusung.
Maka dari itu, pihak keluarga sebelumnya telah berkoordinasi dengan pihak PLN dan Telkom dalam rangka puncak palebon hari ini.
"Dari pihak PLN dan Telkom menyambut baik terkait apa yang kami mohonkan, dan sudah melakukan atensi. Sehingga pelaksanaan palebon bisa berjalan dengan lancar," jelasnya.
Diketahui, jumlah pengiring dalam puncak upacara pelebon ini mencapai ribuan orang dari berbagai wilayah.
Mulai dari Desa Pengotan, Desa Landih, Desa Penglipuran hingga wilayah Kelurahan Cempaga, dan Kelurahan Kawan.
"Kami dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Banjar di hampir seluruh Kabupaten Bangli yang telah mendukung pelaksanaan upacara ini sehingga bisa berjalan dengan sukses dan lancar," tandasnya.
Puncak upacara palebon Penglingsir Puri Agung Bangli, Anak Agung Gde Bagus Ardana pria yang juga ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bangli itu diiringi dengan tembakan salvo.
Rangkaian upacara puncak pada 7 Mei, dimulai dari pukul 04.00 Wita.
Mulai dari metetangi, nyukat karang, hingga melapas pekoleman.
Kata Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana, upacara pelebon hari ini disebut nyawa wedana.
"Itu merupakan salah satu tingkatan utama. Hal ini karena almarhum sudah sempat disucikan, sekaligus merupakan penglingsir di Puri. Maka dari itu sudah selayaknya upacaranya ditingkatkan," jelasnya.
Dalam prosesi palebon menggunakan sejumlah sarana.
Diantaranya bade tumpang sembilan, tempat pembakaran berupa Singamara, atau singa bersayap berwarna putih, serta berbagai sarana lainnya.
"Puncak pelebon hari ini melibatkan enam sulinggih Siwa dan Budha," sebut anak kelima AA Ardana itu.
Mengingat ayahnya yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan, sekaligus menjabat sebagai Ketua LVRI Cabang Bangli, maka dalam rangkaian puncak palebon juga dilangsungkan apel persada, diiringi tembakan salvo sebelum prosesi pembakaran jenazah.
Sosok AA Ardana dikenal sebagai seorang maestro seni lukis.
Sejumlah karyanya sangat digemari bahkan tak jarang ada yang menawar dengan harga tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana.
Dikatakan dia, ayahnya memang kerap melukis di kediamannya, di Puri Kilian, Puri Agung Bangli.
Ciri khas lukisannya yakni semi realis cerita Ramayana dan Mahabarata.
"Beliau belajar secara autodidak. Dan beliau melukis hanya untuk mengisi waktu luang saja, dan tidak mengandalkan hidup dari lukisan. Karenanya kebanyakan lukisannya tidak dijual," ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut AA Temaja, beberapa lukisan ayahnya kerap dijadikan cindera mata oleh pejabat-pejabat negara.
Misalnya mantan menteri PU Ir Soetami, mantan menteri keuangan Ali Wardhana, dan sebagainya.
AA Temaja juga mengungkapkan, sempat ada lukisan ayahnya yang berjudul 'Anoman Ngobor Alengka', yang sangat diminati oleh pecinta seni.
Bahkan ditawar dengan barter mobil pada masa itu. Namun semua itu ditolak oleh AA Ardana.
"Aji (ayah) justru memberikan lukisan itu pada orang lain dengan barter jam tangan. Dengan alasan sudah kenal dekat," imbuhnya.
Selain hobi melukis, almarhum AA Ardana juga memiliki jiwa sosial tinggi.
Semasa hidupnya, ia kerap membantu mulas (ngodak) barong yang disakralkan tanpa mengharap imbalan.
Baca juga: Puncak Palebon Puri Carangsari Badung dengan Bade Tumpang Sembilan, Antarkan Dua Layon Sekaligus
Pun demikian rutin menghadiri sejumlah acara-acara yang bersifat sosial.
Sosok penglingsir Puri Agung Bangli ini juga merupakan salah satu pahlawan yang membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa perang.
AA Temaja mengungkapkan, perjuangan tersebut dilakukan oleh ayahnya sejak usia 12 tahun.
"Ada tugas-tugas khusus yang diberikan oleh kakak-kakaknya. Baik AA Gde Ngurah selaku kakak pertama, maupun AA Gde Anom Mudita yang merupakan kakak ketiga," ucapnya.
Dalam membantu perjuangan, sosok AA Ardana muda harus berjalan kaki dari Puri Kilian menuju Desa Penglipuran hingga Desa Landih.
Salah satu tugasnya yakni ikut andil saat I Gusti Ngurah Rai masuk ke Bangli pada awal long march ke Gunung Agung.
"Jadi awal long march ke Gunung Agung kan standby-nya di Desa Landih. Beliaulah yang bertugas mengatur semua kebutuhan logistik untuk para pasukan. Ini dilakukan pada malam hari. Sedangkan pagi harinya sekolah seperti biasa," kenang AA Temaja.
Pria 62 tahun itu menambahkan, dari semangat almarhum sebagai pejuang, AA Ardana selalu berpesan pada anak-anaknya bahwa pengabdian pada masyarakat sangat penting.
"Beliau selalu berpesan pada anak-anaknya, apa yang bisa kamu lakukan untuk masyarakat, lakukanlah selama kamu bisa. Dan hal inilah yang menginspirasi kami sebagai anak-anaknya, untuk mewujudkan pesan almarhum," ucap Mantan kasubag pembinaan Kejari Klungkung itu.
Pahlawan yang Sederhana
ANAK Agung Gde Bagus Ardana menjadi sosok panutan bagi sebagian besar masyarakat di Bangli.
Selain dikenal sebagai pahlawan, AA Ardana juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan merakyat.
Maka wajar saja dalam puncak upacara pelebon yang digelar, Sabtu 7 Mei 2022, dihadiri ribuan masyarakat.
Termasuk dari kalangan pejabat Bangli.
Mulai dari Bupati dan Wakil Bupati Bangli, Ketua DPRD Bangli, Sekda Bangli, dan sebagainya.
Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar mengaku sangat mengagumi sosok AA Ardana.
Selain sebagai seorang pahlawan, AA Ardana masih tetap semangat menghadiri berbagai pertemuan, walaupun telah masuk di usia 90 tahun.
"Mungkin terakhir kali bertemu beliau saat menghadiri undangan saat launching Alun-alun Kota Bangli," ucapnya.
Selain itu, menurut Diar, sosok AA Ardana memiliki pemikiran yang brilian.
Terbukti saat dilakukan pembahasan mengenai pucuk bang sebagai maskot kota Bangli, AA Ardana memberikan pemaparan tentang filsafat pucuk bang.
"Pucuk bang ini sudah sempat diwacanakan pada tahun 1990an, dan saat pak bupati tangkil ke Puri, beliau (AA Ardana) sangat semangat memberi dorongan dan dukungan terkait pucuk bang. Salah satunya memaparkan filsafat bahwa pucuk bang banyak digunakan dalam upacara-upacara keagamaan besar," ungkapnya.
Politisi asal Desa Belantih, Kintamani itu mengaku ada banyak hal yang dapat dijadikan panutan dari sosok AA Ardana.
Mulai dari kesederhanaannya, kedisiplinannya, serta semangat ngayah untuk kepentingan masyarakat luas.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh I Nyoman Sukra.
Ketua PHDI Bangli itu mengaku kenal dekat dengan almarhum sejak 1987an.
Dan sosok AA Ardana sangat menginspirasi dirinya.
Baca juga: Palebon di Puri Carangsari Badung Gunakan Bade Setinggi 23,5 Meter, Ada 5 Sawa Ikut Ngiring
Sebab AA Ardana merupakan seorang bangsawan, namun sangat dekat dengan masyarakat.
"Almarhum adalah seorang pejuang, dan kebetulan ayah saya juga anak buah beliau. Beliau banyak memberikan pengalaman dan contoh kehidupan yang tidak bisa dilupakan. Yang paling berkesan dari beliau adalah kesederhanaan, kejujuran, serta ketulusan beliau. Itu kesan yang sangat melekat pada saya saat mendampingi beliau melakukan pembinaan-pembinaan ke desa," ungkapnya.
Lanjut Sukra, dalam pembinaan tersebut pihaknya menumpang mobil milik AA Ardana.
Dengan bekal secukupnya, pembinaan ke desa-desa tetap diupayakan dengan cara apa pun.
"Misalnya beli bahan bakar, kita yang ikut menumpang melakukan urunan. Selanjutnya urusan makan, beliau mengajak mampir ke pondok untuk dimasakkan oleh istri beliau dan kita makan bersama-sama," kenangnya.
Kesan lainnya adalah sumbangsih pemikiran AA Ardana di Parisada, yang diakui Sukra meskipun sederhana, namun selalu tepat sasaran.
Oleh sebab itu AA Ardana menjadi sosok panutan dan sangat disegani.
"Beliau sebenarnya sudah lama ingin berhenti menjadi pengurus Parisada. Namun saya selalu protes, kalau beliau berhenti saya ikut berhenti. Karena saya tidak ingin melakukan kegiatan sendiri tanpa panutan. Akhirnya beliau berjanji, selama masih bisa, beliau akan mendampingi saya ngayah di Parisada," sebutnya.
Sukra menambahkan, pihaknya tak menyangka jika AA Ardana berpulang pada 21 Februari 2022 akibat sakit.
Sebab sepekan sebelumnya, AA Ardana sempat berkunjung ke kantor PHDI Bangli.
"Kami banyak bercerita saat itu. Dan saya tidak menyangka, itu adalah saat terakhir bertemu dengan beliau. Sekali lagi, beliau adalah panutan umat Hindu di Bangli serta tokoh yang sangat disegani di Bangli," ucapnya. (*)
Kumpulan Artikel Bangli