Berita Jembrana

Dapat Tambahan 390 Stok, Dinkes Jembrana Tetap Selektif dalam Pemberian VAR Rabies ke Masyarakat

Dapat Tambahan 390 Stok, Dinkes Jembrana Tetap Selektif dalam Pemberian VAR Rabies ke Masyarakat

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ragil Armando
ist
Vaksinasi rabies di desa Ekasari, Jembrana Selasa 15 Februari 2022 - Ada Tambahan 390 Stok, Dinkes Jembrana Tetap Selektif dalam Pemberian VAR Rabies ke Masyarakat 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - VAR rabies untuk penanganan warga tergigit anjing positif rabies sempat nyaris kehabisan di Jembrana.

Bahkan itu terjadi sejak sebelum lebaran Idul Fitri. Baru beberapa hari ini, stok VAR sudah kembali ada dengan 390 dosis.

Data yang dihimpun mulai dari kasus gigitan, kasus anjing positif dan penggunaan VAR, sebagai berikut. Pertama untuk kasus gigitan anjing di Jembrana ada sekitar 1.515 kasus.

Baca juga: Jordi Amat Sudah Tiba Di Indonesia, Proses Naturalisasi Terus Berlanjut dan Bisa Segera Bela Timnas

Yang terdiri dari bulan Januari ada sekitar 282 kasus, Februari 282 kasus, Maret 513 kasus dan April 438 kasus.

Sedangkan untuk, penggunaan VAR sendiri ada 3033. Mulai Januari ada sekitar 603, Februari 661, Maret 1199 dan April 570. Kemudian untuk kasus anjing positif 81 kasus, dengan rincian Januari 11, Februari 10, Maret 12 dan April 48.

Kemudian untuk kasus gigitan anjing positif rabies terhadap warga ada 201 kasus, yakni pada Januari 30, Februari 53, Maret 28 dan April 90 kasus.

Baca juga: Promo Alfamart hingga 18 Mei 2022, Beli 3 Feast Gratis 1, Buruan Sebelum Kehabisan!

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr. I Made Dwipayana mengatakan, bahwa baru kemarin pada Jumat 13 Mei 2022 untuk VAR datang pesanan dari pihak RSU dan Puskesmas.

Total stok VAR ada sekitar 390 dosis. Namun, karena mengingat masih tingginya angka gigitan dan positif ratenya.

Maka pihaknya akan selektif untuk pemberian VAR kepada masyarakat untuk pertolongan setelah gigitan.

“Sekarang sudah ada stoknya. Kemarin baru datang 390 dosis,” ucapnya Minggu 15 Mei 2022.

Baca juga: Rei Tachikawa Jadi Sorotan Bobotoh, Ikuti IG 3 Pentolan Persib Bandung, Termasuk Teddy Tjahjono

Dwipayana mengaku, bahwa stok VAR di Jembrana memang sempat kehabisan. Namun, sudah ada permintaan dengan pembelian melalui dana BLUD puskesmas dan RSU Negara.

Dan kini sudah tersedia untuk stok VAR bagi masyarakat yang bisa digunakan ketika ada gigitan anjing kembali.

“Sebenarnya sebelum lebaran sudah pesan namun, non logistik tidak boleh jalan maka pengiriman var juga tersendat,” ungkapnya.

Baca juga: Resep Sup Asparagus Jamur Kancing, Menu Sarapan Sehat yang Nikmat Disajikan saat Panas

Dwipayana mengaku, dengan adanya kasus gigitan anjing maka pihaknya meminta supaya masyarakat ketika ada kasus melihat lagi, apakah anjing yang menggigit itu anjing peliharaan atau anjing liar.

Dan meminta kerabat atau teman untuk memantau anjing tersebut, dan jangan langsung dibunuh.

Bahkan, lebih baik lagi ketika anjingnya di kurung atau diikat selama 2 minggu.

Baca juga: Kata Park Hang-Seo Soal Ambisi Shin Tae-yong Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Final Lawan Vietnam

Ketika ada perubahan perilaku anjing atau anjing mati, maka langsung dilaporkan ke petugas atau pihak desa.

“Sedangkan untuk luka gigitan agar segera dicuci dengan deterjen selama 10 menit di air mengalir. Setelah itu lapor ke puskesmas atau Rumah sakit. Karena tidak semua gigitan memerlukan VAR. Petugas akan melakukan verifikasi. Jika memang perlu akan diberikan VAR,” bebernya.

Sebelumnya, ia menambahkan, ada kekhawatiran karena ada sekitar 69 orang yang semestinya mendapat vaksin kedua terancam tidak mendapatkan vaksin.

Baca juga: Bek Muda Samuel Cristian Hengkang Dari Persija, Ditebus PSM Makassar Persiapan Tampil Di AFC Cup

Sesaat sebelum datang stok VAR hanya tersisa 14 dosis, sedangkan ada sekitar lebih dari 69 orang yang harus mendapatkan VAR dalam beberapa hari ini hingga ke depan.

Bahkan, sekitar empat hari yang lalu, pihaknya sudah meminta ke provinsi dan mendapat 50 dosis, sudah habis juga.

Dan untuk satu orang yang terkena gigit itu paking tidak membutuhkan sekitar 2 hingga 4 dosis VAR per orang. Diandaikan saja bahwa ketika ada 250 orang terkena gigitan maka membutuhkan 100 dosis.

“Kami punya anggaran 200 juta rupiah, sebenarnya itu cukup sampai 4 bulan hingga 5 bulan, namun sekarang karena ada banyak penambahan kasus, sehingga bulan Maret kemarin sudah habis. Karena anggaran dari Dinas sudah habis," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved