Final Liga Champions
Thibaut Courtois Tampil Gemilang Kala Kandaskan Liverpool di Final, Layak Man of The Match
Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois pantas untuk disematkan gelar pahlawan pada Final Liga Champions semalam. Kiper tangguh tersebut juga mengukir s
TRIBUN-BALI.COM - Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois pantas untuk disematkan gelar pahlawan pada Final Liga Champions semalam.
Kiper tangguh tersebut juga mengukir sejarah baru di kala bawa Timnya juara piala Si Kuping Besar.
Catatan prestisius itu tak lepas dari aksi briliannya saat menjadi bintang utama kemenangan Real Madrid di final Liga Champions melawan Liverpool.
Thibaut Courtois ibarat masuk mode performa GOAT (greatest of all time) alias kiper terbaik sepanjang masa saat menghadapi Liverpool.
Pada final Liga Champions di Stade de France, Paris, Sabtu 28 Mei 2022, penjaga gawang raksasa asal Belgia mencatat rekor 9 penyelamatan untuk mencegah Real Madrid kebobolan.
Dikutip dari Squawka, itu merupakan jumlah saves terbanyak dalam sejarah final Liga Champions.
Hanya dalam 20 menit pertama, Courtois tiga kali menghalau bola menuju jala gawangnya.
Dua berasal dari upaya Mohamed Salah dan satu dari tembakan Sadio Mane yang ditepisnya ke tiang gawang.
Aksi paling krusial terjadi pada 20 menit terakhir.
Courtois kembali menjadi mimpi buruk Mohamed Salah karena dia menggagalkan tiga peluang emas penyerang Mesir itu dengan tangan, lengan, maupun kakinya.
Total, enam kali Courtois membuyarkan peluang Mohamed Salah sepanjang pertandingan.
Di ujung lain lapangan, gol Vinicius Junior menaklukkan Alisson Becker untuk menggaransi kemenangan Real Madrid.
Eks kiper Chelsea itu pun sahih terpilih sebagai Man of The Match untuk meraih trofi dengan clean-sheet kelimanya di Liga Champions musim ini.
Baca juga: BANJIR Wisatawan! 40 Lebih Bus Datangi Oleh - Oleh Khas Bali di Jalan Raya Kuta
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Tabanan Diserang Anjing Rabies, Menderita Luka Gigitan di Lengan hingga Jari
Total, Courtois musim ini melakukan 59 penyelamatan, yang juga rekor terbanyak di Liga Champions.
"Saya harus memenangkan final untuk karier saya, untuk semua kerja keras, demi menaruh respek terhadap nama saya sendiri karena saya tidak mendapatkan rasa hormat yang cukup di Inggris," katanya kepada BT Sport.